Sebagai umat muslim sholat wajib merupakan kebutuhan yang harus kita penuhi dan jangan sampai dilewatkan, begitupun dengan wudhu. Sebelum melaksanakan sholat, kita diwajibkan untuk berwudhu terlebih dahulu. Dalam sehari kita pastinya sudah berwudhu sebanyak 5 kali jika melaksanakan sholat wajib.
Wudhu juga merupakan salah satu tanda pembeda saat Yaumul Hisab nanti, sebab bekas tubuh yang sudah terkena wudhu akan memancarkan cahaya pada hari perhitungan nanti dan hanya dimiliki oleh umat Muslim. Sebagaimana hadits:
“Sesungguhnya saudara-saudara kami itu akan datang dalam keadaan putih cemerlang karena wudhu dan aku yang akan membimbing mereka ke telaga.” (HR Muslim)
Namun nyatanya, masih banyak saudara kita yang tak memiliki tempat wudhu yang layak untuk mensucikan diri. Salah satunya Musholla Al-Hijrah yang berada di kampung Dasan Gunung, Desa Sukadana, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Daerah di desa mereka mengandalkan air tadah hujan. Air hujan itu ditampung untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci pakaian, mandi, dan mencuci piring. Hampir sebagian besar aktivitas warga menggunakan air kolam yang keruh itu. Kolam-kolam warga keruh dan mengandung banyak jentik.
Namun, kelangkaan air bersih dan jernih membuat warga mau tak mau memakai air tersebut untuk berwudhu. Bahkan, anak anak TPQ pengajian sore dan malam pun terpaksa menggunakan air keruh tersebut untuk menyucikan diri. Akibatnya, anak-anak TPQ dan jamaah Al-Hijrah mulai merasakan dampak dari penggunaan air keruh dan kotor tersebut.
Ustadz Adi mengatakan, "Kami terpaksa menggunakan air kolam yang keruh ini karena tak ada lagi air yang cukup untuk berwudhu kecuali air dari kolam-kolam ini. Bisa dikatakan, airnya jauh dari kata layak karena kolam ini juga tempat mandi ternak seperti bebek, ayam, dan tempat minum sapi. Nah di kolam yang sama terpaksa digunakan anak-anak berwudhu juga." Ucap Ustadz Adi selaku Ustadz di TPQ tersebut.
Akibatnya, anak-anak TPQ dan jamaah Al-Hijrah mulai merasakan dampak dari penggunaan air keruh dan kotor tersebut. Mereka mengalami penyakit kulit seperti gatal-gatal dan korengan. Hal ini tentu saja menjadi persoalan baru untuk warga. Namun, ibarat buah simalakama, tak dipakai tak ada air, dipakai menyebabkan penyakit.
#TemanPeduli, ASAR Humanity mengajakmu patungan kebaikan hadirkan tempat wudhu yang layak dan nyaman untuk para santri? Sebesar apa pahala yang akan menanti kita jika kita meringankan beban mereka. Bayangkan jika masing-masing dari mereka beribadah bisa membawa mereka ke telaga, maka mereka akan bersaksi bahwa pancaran bekas air wudhunya di dunia, berasal dari tempat wudhu yang telah kita hadirkan. Masya Allah.
Yuk ikut patungan menghadirkan kebutuhan bangunan tempat wudhu untuk para santri penghafal Qur’an di pelosok negeri. Sama-sama kita jemput pahala besar yang menanti kita. Tak hanya itu, Insha Allah jika dana sedekah darimu mencukupi, uang tersebut akan disalurkan menjadi bantuan untuk pengaliran air bersih yang layak. Kamu bisa ikut patungan pembangunan tempat wudhu.
dari target Rp 20.000.000
Sebagai umat muslim sholat wajib merupakan kebutuhan yang harus kita penuhi dan jangan sampai dilewatkan, begitupun dengan wudhu. Sebelum melaksanakan sholat, kita diwajibkan untuk berwudhu terlebih dahulu. Dalam sehari kita pastinya sudah berwudhu sebanyak 5 kali jika melaksanakan sholat wajib.
Wudhu juga merupakan salah satu tanda pembeda saat Yaumul Hisab nanti, sebab bekas tubuh yang sudah terkena wudhu akan memancarkan cahaya pada hari perhitungan nanti dan hanya dimiliki oleh umat Muslim. Sebagaimana hadits:
“Sesungguhnya saudara-saudara kami itu akan datang dalam keadaan putih cemerlang karena wudhu dan aku yang akan membimbing mereka ke telaga.” (HR Muslim)
Namun nyatanya, masih banyak saudara kita yang tak memiliki tempat wudhu yang layak untuk mensucikan diri. Salah satunya Musholla Al-Hijrah yang berada di kampung Dasan Gunung, Desa Sukadana, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Daerah di desa mereka mengandalkan air tadah hujan. Air hujan itu ditampung untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci pakaian, mandi, dan mencuci piring. Hampir sebagian besar aktivitas warga menggunakan air kolam yang keruh itu. Kolam-kolam warga keruh dan mengandung banyak jentik.
Namun, kelangkaan air bersih dan jernih membuat warga mau tak mau memakai air tersebut untuk berwudhu. Bahkan, anak anak TPQ pengajian sore dan malam pun terpaksa menggunakan air keruh tersebut untuk menyucikan diri. Akibatnya, anak-anak TPQ dan jamaah Al-Hijrah mulai merasakan dampak dari penggunaan air keruh dan kotor tersebut.
Ustadz Adi mengatakan, "Kami terpaksa menggunakan air kolam yang keruh ini karena tak ada lagi air yang cukup untuk berwudhu kecuali air dari kolam-kolam ini. Bisa dikatakan, airnya jauh dari kata layak karena kolam ini juga tempat mandi ternak seperti bebek, ayam, dan tempat minum sapi. Nah di kolam yang sama terpaksa digunakan anak-anak berwudhu juga." Ucap Ustadz Adi selaku Ustadz di TPQ tersebut.
Akibatnya, anak-anak TPQ dan jamaah Al-Hijrah mulai merasakan dampak dari penggunaan air keruh dan kotor tersebut. Mereka mengalami penyakit kulit seperti gatal-gatal dan korengan. Hal ini tentu saja menjadi persoalan baru untuk warga. Namun, ibarat buah simalakama, tak dipakai tak ada air, dipakai menyebabkan penyakit.
#TemanPeduli, ASAR Humanity mengajakmu patungan kebaikan hadirkan tempat wudhu yang layak dan nyaman untuk para santri? Sebesar apa pahala yang akan menanti kita jika kita meringankan beban mereka. Bayangkan jika masing-masing dari mereka beribadah bisa membawa mereka ke telaga, maka mereka akan bersaksi bahwa pancaran bekas air wudhunya di dunia, berasal dari tempat wudhu yang telah kita hadirkan. Masya Allah.
Yuk ikut patungan menghadirkan kebutuhan bangunan tempat wudhu untuk para santri penghafal Qur’an di pelosok negeri. Sama-sama kita jemput pahala besar yang menanti kita. Tak hanya itu, Insha Allah jika dana sedekah darimu mencukupi, uang tersebut akan disalurkan menjadi bantuan untuk pengaliran air bersih yang layak. Kamu bisa ikut patungan pembangunan tempat wudhu.
Bagikan tautan ke media sosial