Saat anak-anak lain diusia 15 tahun menikmati masa-masa bermain dan sekolahnya, tapi takdir anak yang bernama Gilang ini berbeda, ia hanya bisa berbaring dikasur dan tidak bisa beraktivitas seperti anak lain seusianya, ia divonis oleh Dokter menderita Cerebral Palsy (CP)/ Lumpuh Otak, yang disebabkan oleh perkembangan otak yang tidak normal karena belum matang dan berkembang. “waktu lahir masih normal kaya bayi biasa, keliatan bedanya waktu 1 taun” kata ibunya.
Penyakit yang diderita Gilang ini disebabkan karena kecelakaan yang dialami ibunya saat mengandung Gilang yang akhirnya Gilang lahir prematur diusia 8 bulan. Ibunya cerita “waktu dikontrakan ibu sempet jatoh, gak nyangka juga kalo akibatnya sekarang kaya gini”.
Walaupun Gilang tidak bisa bersekolah seperti anak lainnya, tetapi Gilang seharusnya masih layak untuk mendapatkan pendidikan berupa pelatihan motorik agar Gilang bisa menggerakkan tangan, kaki, dan mengunyah makanan. “ibu mah cuma bisa ngerawat seadanya, pengen tadinya masukin sekolah disabilitas, tapi ekonomi dan anaknya juga gak memungkinkan” kata ibu Gilang.
Dua tahun terakhir ini pengobatan Gilang juga terhambat karena keterbatasan biaya, dan sampai saat ini Gilang belum mengonsumsi obat apapun karena seharusnya melakukan CT Scan terlebih dahulu agar terlihat kebutuhan obat yang dibutuhkan oleh Gilang. Selain harus CT Scan juga Gilang harus fisioterapi untuk merangsang saraf-saraf agar tidak kaku.
“ibu pengen banget bawa gilang berobat, kasian hampir 2 tahun gak berobat jadi gaada perkembangan, tapi ya ngandelin dari ibu sama suami yang cuma kuli bangunan mah susah neng dan lama juga kekumpulnya” kata Ibunya.
dari target Rp 136.000.000
Saat anak-anak lain diusia 15 tahun menikmati masa-masa bermain dan sekolahnya, tapi takdir anak yang bernama Gilang ini berbeda, ia hanya bisa berbaring dikasur dan tidak bisa beraktivitas seperti anak lain seusianya, ia divonis oleh Dokter menderita Cerebral Palsy (CP)/ Lumpuh Otak, yang disebabkan oleh perkembangan otak yang tidak normal karena belum matang dan berkembang. “waktu lahir masih normal kaya bayi biasa, keliatan bedanya waktu 1 taun” kata ibunya.
Penyakit yang diderita Gilang ini disebabkan karena kecelakaan yang dialami ibunya saat mengandung Gilang yang akhirnya Gilang lahir prematur diusia 8 bulan. Ibunya cerita “waktu dikontrakan ibu sempet jatoh, gak nyangka juga kalo akibatnya sekarang kaya gini”.
Walaupun Gilang tidak bisa bersekolah seperti anak lainnya, tetapi Gilang seharusnya masih layak untuk mendapatkan pendidikan berupa pelatihan motorik agar Gilang bisa menggerakkan tangan, kaki, dan mengunyah makanan. “ibu mah cuma bisa ngerawat seadanya, pengen tadinya masukin sekolah disabilitas, tapi ekonomi dan anaknya juga gak memungkinkan” kata ibu Gilang.
Dua tahun terakhir ini pengobatan Gilang juga terhambat karena keterbatasan biaya, dan sampai saat ini Gilang belum mengonsumsi obat apapun karena seharusnya melakukan CT Scan terlebih dahulu agar terlihat kebutuhan obat yang dibutuhkan oleh Gilang. Selain harus CT Scan juga Gilang harus fisioterapi untuk merangsang saraf-saraf agar tidak kaku.
“ibu pengen banget bawa gilang berobat, kasian hampir 2 tahun gak berobat jadi gaada perkembangan, tapi ya ngandelin dari ibu sama suami yang cuma kuli bangunan mah susah neng dan lama juga kekumpulnya” kata Ibunya.
Bagikan tautan ke media sosial