Umur Savina Rahmania (Rahma) baru 2 tahun. Mirisnya, Rahma sudah harus berjuang melawan Spondilitis TB (TB tulang belakang) dan suspek meningitis. Siang malam Rahma selalu menangis kesakitan akibat tulang belakangnya terus digerogoi oleh bakteri Mycrobacterium Tuberculosis. 

“saking sedihnya dengar Rahma setiap hari menangis, tanpa terasa kita juga ikut nangis kak. Nggak kuat bayangin betapa sakitnya anak 2 tahun menahan rasa sakit seperti itu”,- pak Tobroni dengan suara bergetar menahan tangis.

Belum hilang sedih mereka ditambah dengan pernyataan dokter bahwa Rahma harus menjalani operasi di bagian tulang belakang karena ada benjolan. Rahma juga harus segera mendapat penanganan karena jika tidak maka tulang belakang Rahma akan semakin rusak di gerogoti bakteri.

Saat usia 1,2 tahun Rahma sudah bisa berjalan namun tiba-tiba kakinya gemetar dan menjerit kesakitan saat duduk. Akhirnya dibawa ke tukang urut tapi malah semakin parah dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit.

Dirujuk ke beberapa Rumah Sakit akhirnya Rahma dirujuk ke RSCM Jakarta karena dari hasil MRI Rahma harus menjalani operasi. Saat sudah mendapat jadwal operasi tiba-tiba Rahmla mengalami kejang yang hebat dan langsung dilarikan ke IGD. Belum lama di IGD, Rahma harus dipindahkan ke ruang PICU karena kondisinya kritis dan jantungnya sempat berhenti berdetak.

“Selama setengah bulan Rahma koma di ruang PICU, kami sangat khawatir, kami takut kehilangan putri kecil kami”

Kini mereka harus lebih lama menetap di Jakarta karena pengobatan Rahma yang masih lama. Namun tabungan mereka sudah habis. Untuk makan sehari-hari kini mereka pinjam uang ke saudara dan tetangga.

Pak Tobroni yang biasanya berjualan gorenganpun kini tak bisa bekerja lagi karena harus fokus dan ikut mendampingi pengobatan Rahma. Penghasilan yang biasa didapat pak Tobroni hanya 70 ribu per hari yang pastinya tidak cukup tuk penuhi kebutuhan selama tinggal di Jakarta dan untuk pengobatan Rahma.