Perkenalkan nama ku Deni Saputra, biasa dipanggil Deni. Aku mau cerita tentang benjolan di leher ku ini ya, kak. Semoga setelah bercerita, kakak semua bisa membantu ku.

2 tahun lalu, di leherku muncul benjolan sebesar jengkol. Aku tidak tahu itu apa, tapi ayah dan ibuku sangat khawatir. Karena tidak ada uang untuk berobat ke rumah sakit, aku diajak Ayah dan Ibu untuk berobat ke tempat pengobatan alternatif di dekat rumah. Setelah aku diterapi, benjolan nakal ini bukannya sembuh, tapi justru malah semakin membesar. Ayah dan Ibu lalu membawa ku ke rumah sakit, tapi ternyata harus dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin yang katanya ada di Kota Bandung.

Ayah dan Ibuku bekerja sebagai buruh petik teh yang penghasilannya hanya Rp 700.000 per bulan. Meski begitu, mereka sangat sayang padaku, dan selalu rutin mengantarku kontrol ke Rumah Sakit Hasan Sadikin. Seringkali Ayah kehabisan uang bekal dan kehabisan ongkos. Lalu ayah menggendong ku, dan kami melanjutkan perjalanan pulang dengan berjalan kaki.

Meski benjolan ini sakit sekali, aku berjuang ingin sembuh. Aku tidak mau melihat ibu yang selalu menangis setiap aku kesakitan. Ayah juga sudah sangat kesulitan mencari biaya untuk pengobatanku. Biaya kontrol, biaya membeli obat, ongkos makan dan pulang pergi kami ke rumah sakit juga mahal karena rumah kami jauh sekali dari kota. Kata Om Dokter, benjolan nakal ini bisa saja menyebar ke bagian tubuh yang lain. Sekarang saja dadaku ada hitam-hitamnya, aku takut benjolan nakal ini semakin besar.

Kakak-kakak dermawan, aku sangat semangat untuk sembuh dan aku ingin ringankan beban Ayah dan Ibu agar aku tidak kesulitan berobat dengan sedekah dari kalian semua. Juga, terima kasih banyak sudah mendoakan dan mendukung kesembuhan ku. Semoga Allah Ta'ala membalas kebaikan kakak dermawan semua.