Ibrahim terancam cuci darah seumur hidup karena gagal ginjal. Sudah 6,5 tahun Ibrahim berjuang sembuh namun kini kondisinya belum juga membaik. Bahkan kini ia harus menjalani cuci darah 2 kali dalam seminggu demi kesembuhannya, namun kondisi Ibrahim semakin menurun dan tidak bisa berjalan karena otot kakinya lemah.

Sejak usia 1,7 tahun Ibrahim sering mengalami kejang dan selama itu tumbuh kembangnyapun terhambat. Ibrahim baru bisa berjalan saat usia 3 tahun. Ia sempat bersekolah di SLB karena ia merupakan anak berkebutuhan khusus. Namun karena penyakitnya, Ibrahim hanya bisa terbaring di tempat tidurnya.

Januari 2024, merupakan bulan terberat untuk ibu Lina “Allah kasih saya hadiah di bulan itu, Ibrahim tiba-tiba kejang. Saya panik dan akhirnya dibawa ke Rumah Sakit ternyata Hbnya rendah, trombosit tinggi sehingga harus transfusi darah sebanyak 2 kantong. Selama rawat inap, Ibrahim masih terus alami sesak nafas, kejang bahkan sampai penurunan kesadaran dan harus masuk ruang PICU”

Selama 10 hari rawat di ruang PICU tidak ada perubahan pada kondisi Ibrahim. Saat-saat yang paling menyedihkan dan menyayat hati ibu Lina saat mendengar pernyataan bahwa dokter sudah menyerah dan Ibrahim harus segera dirujuk ke Jakarta.

Ke Jakarta hanya berbekal uang 1 juta rupiah itupun pinjam dari teman ayah Ibrahim. Kini uang mereka habis sementara mereka harus terus menyambung hidup di Jakarta. Selain itu banyak kebutuhan Ibrahim dan pemeriksaan yang tidak ditanggung BPJS.

Selain itu Ibrahim harus menjalani tes genetik dengan mengirim sampel darah ke Korea untuk memastikan apakah Ibrahim menderita Syndrome juga atau tidak dan biayanya sekitar 7 juta yang tidak ditanggung oleh BPJS.

Setelah dirujuk ke Jakarta Ibrahim menjalani berbagai pemeriksaan ternyata ukuran ginjal Ibrahim hanya 3 cm yang seharusnya 7 cm serta ditemukan 50 ml endapan cairan di jantungnya sehingga sering mengalami sesak. Kini Ibrahim harus terus menjalani cuci darah.