Hidup di masa tua nyatanya tak semudah dibayangkan, masih banyak lansia yang hidup serba kesulitan. Apalagi para lansia ini harus berjuang mengais rezeki untuk menghidupi keluarganya. Seperti kisah Nenek Muh (80 Tahun) yang kini tinggal dengan menantu dan cucunya. Meskipun tinggal bersama, nenek Muh harus mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhannya karena kondisi ekonomi anaknya yang juga mengalami kesulitan.

Anak nenek Muh hanya bekerja sebagai buruh tani yang bekerjanya tidak menentu. Nenek Muh tidak mau merepotkan dan menggantungkan hidupnya begitu saja kepada sang anak, oleh karena itu Nenek Muh harus berjuang menjual tali bungkus tempe yang beliau buat sendiri. Penghasilan nenek dari menjual tali bungkus tempe hanya sebesar 7 ribu saja itupun jika terjual habis. Uang yang nenek dapat beliau gunakan untuk membeli makan saja. Jika dagangannya tak laku, terpaksa Nenek Muh dan keluarga kecilnya menahan rasa lapar karena kesulitan mencari makan.  Mirisnya selain kesulitan mendapatkan makanan,  Nenek Muh dan keluarganya tinggal di rumah jauh dari kata layak. Atap yang bolong membuat Nenek Muh khawatir,  jika sewaktu hujan datang barang dagangannya basah karena tetesan air, terpaksa Nenek Muh harus membuatnya dari awal.

Walaupun usia tak lagi muda, beliau masih bersemangat mencari nafkah dengan membuat tali bungkus tempe. Tetapi ada saja pantangan yang harus beliau hadapi, seringkali Nenek Muh merasa pegal pada tangan dan kakinya karena terlalu lama membuat tali bungkus tempe. Dengan hidup serba keterbatasan Nenek Muh selalu  menyisihkan penghasilannya untuk infak dan ongkos untuk pengajian. “Aku nggolek berkah ne wae, kanggo bekal pulang ka gusti Allah”

Kita bisa salurkan bantuan untuk berbagi santunan bagi para lansia pejuang nafkah seperti Nenek  Muh dan  yang lainnya demi kelangsungan hidup mereka agar dapat merasakan kebahagiaan di hari tuanya.