Semakin bertambah usia, pasti kita ingin sehat dan bugar supaya terus bisa menjalankan aktivitas dengan lancar. Namun ternyata, tak semua lansia dapat mengkonsumsi makanan sehat dan penuh gizi. Beberapa lansia, terutama lansia tunggal yang hidup di pelosok kesulitan untuk mendapatkan makanan tersebut. Terlebih lansia yang hidup sebatang kara tanpa pasangan hidup dan keluarga yang akan menemani mereka di masa tuanya
Nek Inaq sudah menjalani kehidupan selama 66 tahun. Namun selama hidupnya, beliau hidup jauh dari kata sejahtera. Beliau bekerja menjadi seorang buruh yang memetik daun tembakau dikebun. Terik sinar matahari menjadi makanan sehari-hari nek inaq demi bisa makan setiap harinya.
Sedikit sakit dan lapar tak di hiraukan, setiap hari nek inaq bekerja memetik tembakau di kebun tetangga. Upah yang beliau dapatkan dari bekerja sebagai buruh pun hanya Rp 15.000 saja, alhamdulillah mak bersyukur karena bisa makan di hari itu, walau hanya cukup beli sebungkus nasi dan lauk seadanya. Dalam sehari terkadang nenek tak mendapatkan sepeserpun untuk makan, terpaksa mak harus menahan lapar hingga hari berikutnya, hal itu berlangsung hingga mak kembali bekerja dan mendapatkan upah.
Di rumah bilik tempat mak beristirahat dari lelahnya bekerja, kerap ia panjatkan do’a semoga Allah terus menguatkan tubuhnya yang kian rapuh agar tak menyusahkan orang sekitar.
Ada keinginan dalam hati mak inaq untuk hidup nyaman di usia senja, namun apalah daya kerasnya kehidupan ia harus jalani dengan sekuat tenaga. Bertahun-tahun Mak Inaq hidup sebatang kara. Tak ada keluarga yang menemaninya ketika Mak sakit. Sungguh pedih kisah hidup Mak Inaq.
1. Klik “DONASI SEKARANG”
2. Masukkan nominal donasi
3. Pilih Metode Pembayaran dan Lakukan Transfer
4. Dapatkan laporan donasi melalui email / halaman galang dana
Semakin bertambah usia, pasti kita ingin sehat dan bugar supaya terus bisa menjalankan aktivitas dengan lancar. Namun ternyata, tak semua lansia dapat mengkonsumsi makanan sehat dan penuh gizi. Beberapa lansia, terutama lansia tunggal yang hidup di pelosok kesulitan untuk mendapatkan makanan tersebut. Terlebih lansia yang hidup sebatang kara tanpa pasangan hidup dan keluarga yang akan menemani mereka di masa tuanya
Nek Inaq sudah menjalani kehidupan selama 66 tahun. Namun selama hidupnya, beliau hidup jauh dari kata sejahtera. Beliau bekerja menjadi seorang buruh yang memetik daun tembakau dikebun. Terik sinar matahari menjadi makanan sehari-hari nek inaq demi bisa makan setiap harinya.
Sedikit sakit dan lapar tak di hiraukan, setiap hari nek inaq bekerja memetik tembakau di kebun tetangga. Upah yang beliau dapatkan dari bekerja sebagai buruh pun hanya Rp 15.000 saja, alhamdulillah mak bersyukur karena bisa makan di hari itu, walau hanya cukup beli sebungkus nasi dan lauk seadanya. Dalam sehari terkadang nenek tak mendapatkan sepeserpun untuk makan, terpaksa mak harus menahan lapar hingga hari berikutnya, hal itu berlangsung hingga mak kembali bekerja dan mendapatkan upah.
Di rumah bilik tempat mak beristirahat dari lelahnya bekerja, kerap ia panjatkan do’a semoga Allah terus menguatkan tubuhnya yang kian rapuh agar tak menyusahkan orang sekitar.
Ada keinginan dalam hati mak inaq untuk hidup nyaman di usia senja, namun apalah daya kerasnya kehidupan ia harus jalani dengan sekuat tenaga. Bertahun-tahun Mak Inaq hidup sebatang kara. Tak ada keluarga yang menemaninya ketika Mak sakit. Sungguh pedih kisah hidup Mak Inaq.
1. Klik “DONASI SEKARANG”
2. Masukkan nominal donasi
3. Pilih Metode Pembayaran dan Lakukan Transfer
4. Dapatkan laporan donasi melalui email / halaman galang dana
Bagikan tautan ke media sosial