"Kalau tak ada hujan, kami harus ke sumur yang dihutan, gelap, dan minim penerangan untuk mengambil air bersih".

#TemanPeduli, bukankah akan sangat berbahaya jika manusia mengkonsumsi air yang kotor dan tercemar. Beberapa penyakit seperti diare, kolera, disentri, tifoid, bahkan polio. Pencemaran air pun tidak hanya oleh mikroorganisme hidup seperti parasit dan bakteri, tapi juga kontaminan lain seperti logam berat. 

Permasalahan kurangnya air bersih ini pun, turut dialami oleh berbagai daerah di pelosok Indonesia. Dusun Compang salah satu, dari banyak daerah yang kekurangan air bersih.

Desa ini hanya mempunyai satu sumur yang menghasilkan air bersih. Namun jarak yang ditempuh para warga cukup jauh untuk menuju sumur ini karena harus melewati hutan yang minim penerangan dan sepi. Biasanya warga mengambil air dari sumur ini sejak dini hari menjelang subuh menggunakan penerangan seadanya dari senter dan lainnya. Jika ada warga yang datang ketika subuh atau pagi hari, dapat dipastikan ia tidak akan mendapatkan air dari sumur tersebut karena habis tidak tersisa dan harus menunggu hari esoknya lagi. 

Selain mengandalkan sumur, terkadang warga menggunakan air hujan untuk dikonsumsi. Lalu bagaimana jika musim kemarau tiba dan tak ada air hujan yang turun? Maka warga akan kembali mengambil air sumur dengan jarak yang jauh itu.

Puluhan tahun warga Desa di berbagai pelosok harus merasakan krisis air bersih. Berjalan jauh ke sumur atau bahkan menggunakan air hujan.

#TemanPeduli, ASAR mengajak untuk menghadirkan akses air bersih, untuk warga diberbagai pelosok negeri dengan mensuplai kebutuhan air bersih layak konsumsi. melalui :

Klik “DONASI SEKARANG” Masukkan nominal donasi dan lakukan transfer. Dapatkan laporan melalui email/halaman galang dana