33 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1991 Ustadz Ali Ridho hanyalah seorang petani sayur di Jl Sukamara Kelurahan Landasan Ulin Utara, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Namun sudah sejak lama Ia bermimpi memiliki tempat yang di dalamnya ada anak-anak yang belajar dan menghapal Al Qur'an.
Meski belum sempurna, rumah kecilnya kini di sulap jadi sebuah taman Alquran dengan fasilitas seadanya. Belum berdinding dan bersekat. Metode pembelajaran yang ia bangun rupanya cukup digemari. Terbukti, yang awalnya cuma puluhan santri, kini sudah ada lebih dari 200 santri. Sebagian besar adalah anak-anak petani. Mereka belajar Al Qur'an sekaligus jadi penghapal Al Qur'an.
Ustadz Ali Ridho bersama guru-guru di sana tak banyak menerima upah. Pemasukan hanya dari infak santri sebesar 30rb per bulan. Itu pun tidak semua santri yang membayar karena ada pula dari keluarga duafa.
Upah yang hanya 350rb tentu tak mencukupi sehari-hari. Namun, ustadz Ali tak bergeming. Segala cara ia lakukan. Bersama sang istri Ia berjualan pecel dan gorengan. Jiwa kepedulian ustadz Ali yg tinggi, membuatnya berjualan pecel murah. Sebungkus hanya 5000.
"Alhamdulillah masih ada untungnya kok, dan saya dapat kebahagiaan karena melihat orang-orang bahagia bisa makan kenyang dengan uang 5000 saja," ucapnya.
Impian ustadz Ali hanya satu, Ia ingin membangun rumah Qur'an yang lebih layak dan modern agar makin banyak anak-anak, khususnya anak-anak petani yang bisa belajar Al Qur'an lebih baik lagi.
Mari #SahabatPeduli kita berbagi bahagia dengan memberikan bantuan untuk membantu perjuangan Ustadz Ali, dengan cara :
1. Pilih Donasi Sekarang
2. Masukan Nominal Donasi
3. Pilih Metode Pembayaran
4. Ikuti Instruksi Selanjutnya
Sahabat juga bisa membagikan kisah ini untuk bisa berkontribusi dalam perjuangan Ustadz Ali. Kebaikan itu menular, jika pesan ini sampai di kamu, maka sampaikan juga pada sahabat, teman dan keluargamu ya. Salam hangat dari kami.
dari target Rp 311.980.000
33 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1991 Ustadz Ali Ridho hanyalah seorang petani sayur di Jl Sukamara Kelurahan Landasan Ulin Utara, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Namun sudah sejak lama Ia bermimpi memiliki tempat yang di dalamnya ada anak-anak yang belajar dan menghapal Al Qur'an.
Meski belum sempurna, rumah kecilnya kini di sulap jadi sebuah taman Alquran dengan fasilitas seadanya. Belum berdinding dan bersekat. Metode pembelajaran yang ia bangun rupanya cukup digemari. Terbukti, yang awalnya cuma puluhan santri, kini sudah ada lebih dari 200 santri. Sebagian besar adalah anak-anak petani. Mereka belajar Al Qur'an sekaligus jadi penghapal Al Qur'an.
Ustadz Ali Ridho bersama guru-guru di sana tak banyak menerima upah. Pemasukan hanya dari infak santri sebesar 30rb per bulan. Itu pun tidak semua santri yang membayar karena ada pula dari keluarga duafa.
Upah yang hanya 350rb tentu tak mencukupi sehari-hari. Namun, ustadz Ali tak bergeming. Segala cara ia lakukan. Bersama sang istri Ia berjualan pecel dan gorengan. Jiwa kepedulian ustadz Ali yg tinggi, membuatnya berjualan pecel murah. Sebungkus hanya 5000.
"Alhamdulillah masih ada untungnya kok, dan saya dapat kebahagiaan karena melihat orang-orang bahagia bisa makan kenyang dengan uang 5000 saja," ucapnya.
Impian ustadz Ali hanya satu, Ia ingin membangun rumah Qur'an yang lebih layak dan modern agar makin banyak anak-anak, khususnya anak-anak petani yang bisa belajar Al Qur'an lebih baik lagi.
Mari #SahabatPeduli kita berbagi bahagia dengan memberikan bantuan untuk membantu perjuangan Ustadz Ali, dengan cara :
1. Pilih Donasi Sekarang
2. Masukan Nominal Donasi
3. Pilih Metode Pembayaran
4. Ikuti Instruksi Selanjutnya
Sahabat juga bisa membagikan kisah ini untuk bisa berkontribusi dalam perjuangan Ustadz Ali. Kebaikan itu menular, jika pesan ini sampai di kamu, maka sampaikan juga pada sahabat, teman dan keluargamu ya. Salam hangat dari kami.
Bagikan tautan ke media sosial