Ibu rumah tangga bernama ibu Dwi Purwanti yang berumur 40 th yang mengidam Kanker payudara stadium akhir dan patah pinggul. Awal mula ibu dwi merasakan ada benjolan di payudara sebelah kanan kemudian hanya dalam waktu 4 bulan payudaranya membesar, dan di rujuk ke RSUD Margono Soekardjo Purwokerto. Tidak langsung di operasi karena menunggu anaknya yang masih bayi waktu itu, akhirnya di operasi pada tahun 2019, operasi pengangkatan payudara tersebut tidak hanya sekali saja bahkan sampai 4 kali. Sering terjadi pendarahan dll. Bu dwi harus melakukan kemoterapi setiap bulannya, sampai saat ini bu dwi sudah 24 kali kemoterapi. Badannya yang sudah sulit untuk digerakan karena kankernya sudah mulai menyebar sampai ketulang, dan alhasil tulang bu dwi sangat rapuh , sehingga jika kebanyakan gerak tulang bu dwi bisa patah. Sehingga bu dwi saat ini hanya bisa berbaring di tempat tidurnya saja.
Ibu Dwi Purwati memiliki 2 orang anak, dan salah satu anaknya terkena epilepsy, dan seharusnya berobat secara rutin, karena sampai sekarang yang berusia 4 tahun belum bisa bicara, dan pertumbuhannya terlambat. Pekerjaan suaminya hanya seorang nelayan yang penghasilannya tidak menentu, apalagi dengan adanya pandemic covid-19 suaminya sering kali tidak bekerja. Dengan kondisi yang harus mendapatkan nutrisi yang baik bu dwi purwanti dan anaknya harus terpaksa makan seadan ya saja. Bahkan kadang makan saja meminta ke keluarganya yang lain.
Saat ini ibu dwi dan keluarga kecilnya tinggal di kontrakan yang sangat kecil dan sempit, saat ini ibu dwi dan suami sangat bingung dengan kondisi perekonomiannya,3 bulan terakhir kontrakannya belum dibayar dan bpjsnya bulan ini belum dibayar, bu dwi dan suami masih memikirkan untuk membayar supaya bisa melakukan kemoterapi kembali.
Tidak banyak harapan ibu dwi hanya ingin sembuh, ingin merawat anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Karena terbaring lemah ibu dwi tidak merawat anak-anaknya.
dari target Rp 50.000.000
Ibu rumah tangga bernama ibu Dwi Purwanti yang berumur 40 th yang mengidam Kanker payudara stadium akhir dan patah pinggul. Awal mula ibu dwi merasakan ada benjolan di payudara sebelah kanan kemudian hanya dalam waktu 4 bulan payudaranya membesar, dan di rujuk ke RSUD Margono Soekardjo Purwokerto. Tidak langsung di operasi karena menunggu anaknya yang masih bayi waktu itu, akhirnya di operasi pada tahun 2019, operasi pengangkatan payudara tersebut tidak hanya sekali saja bahkan sampai 4 kali. Sering terjadi pendarahan dll. Bu dwi harus melakukan kemoterapi setiap bulannya, sampai saat ini bu dwi sudah 24 kali kemoterapi. Badannya yang sudah sulit untuk digerakan karena kankernya sudah mulai menyebar sampai ketulang, dan alhasil tulang bu dwi sangat rapuh , sehingga jika kebanyakan gerak tulang bu dwi bisa patah. Sehingga bu dwi saat ini hanya bisa berbaring di tempat tidurnya saja.
Ibu Dwi Purwati memiliki 2 orang anak, dan salah satu anaknya terkena epilepsy, dan seharusnya berobat secara rutin, karena sampai sekarang yang berusia 4 tahun belum bisa bicara, dan pertumbuhannya terlambat. Pekerjaan suaminya hanya seorang nelayan yang penghasilannya tidak menentu, apalagi dengan adanya pandemic covid-19 suaminya sering kali tidak bekerja. Dengan kondisi yang harus mendapatkan nutrisi yang baik bu dwi purwanti dan anaknya harus terpaksa makan seadan ya saja. Bahkan kadang makan saja meminta ke keluarganya yang lain.
Saat ini ibu dwi dan keluarga kecilnya tinggal di kontrakan yang sangat kecil dan sempit, saat ini ibu dwi dan suami sangat bingung dengan kondisi perekonomiannya,3 bulan terakhir kontrakannya belum dibayar dan bpjsnya bulan ini belum dibayar, bu dwi dan suami masih memikirkan untuk membayar supaya bisa melakukan kemoterapi kembali.
Tidak banyak harapan ibu dwi hanya ingin sembuh, ingin merawat anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Karena terbaring lemah ibu dwi tidak merawat anak-anaknya.
Bagikan tautan ke media sosial