Mbah Samar (85th) Mbah Samar satu-satunya yang menjadi tulang punggung untuk saudara kembarnya yang buta. Mbah tak memiliki suami ataupun anak, setiap hari beliau harus bekerja demi sesuap nasi.
Setiap hari beliau bekerja mencari rumput untuk sapi tetangganya. Dengan kondisi yang sudah renta dan usia yang hampir menginjak 100 tahun Mbah jalan dengan langkah tertatih.
Penghasilan beliau setiap hari hanyalah Rp7000. Ini pun beliau dapatkan dari mencari rumput susah payah sampai tubuhnya seringkali kesakitan dan dengan perut kosong.
Beliau harus kuat menahan rasa sakit ditubuhnya lantaran masih ada saudara kembarnya yang lebih membutuhkannya. Karena jika tidak begitu, Mbah dan saudara kembarnya harus menahan lapar sepanjang hari.
“Mbah pernah saat itu ngga kuat untuk cari rumput karena punggung Mbah sakit, jadi kami hanya bisa menangis sambil menahan lapar seharian…” ujar Mbah Samar.
Usianya sudah tua dan renta, Mbah takut jika beliau sudah tak kuat bekerja siapa lagi yang akan menjaga dan mengurus saudara kembarnya. Setiap hari Mbah berdoa semoga selalu diberikan kesehatan agar masih bisa menjaga dirinya sendiri dan saudaranya.
"Saya sedih, kalau saya sewaktu-waktu tiada, nasib adik saya gimana? Saya berdoa, semoga kami bisa hidup sama-sama terus sampai nanti.” ujar Nenek Samar.
Sobat, yuk di ramadhan yang penuh berkah ini bantu Mbah Samar hidup layak. jangan Biarkan dimasa tua nya beliau merasa sendiri
Mbah Samar (85th) Mbah Samar satu-satunya yang menjadi tulang punggung untuk saudara kembarnya yang buta. Mbah tak memiliki suami ataupun anak, setiap hari beliau harus bekerja demi sesuap nasi.
Setiap hari beliau bekerja mencari rumput untuk sapi tetangganya. Dengan kondisi yang sudah renta dan usia yang hampir menginjak 100 tahun Mbah jalan dengan langkah tertatih.
Penghasilan beliau setiap hari hanyalah Rp7000. Ini pun beliau dapatkan dari mencari rumput susah payah sampai tubuhnya seringkali kesakitan dan dengan perut kosong.
Beliau harus kuat menahan rasa sakit ditubuhnya lantaran masih ada saudara kembarnya yang lebih membutuhkannya. Karena jika tidak begitu, Mbah dan saudara kembarnya harus menahan lapar sepanjang hari.
“Mbah pernah saat itu ngga kuat untuk cari rumput karena punggung Mbah sakit, jadi kami hanya bisa menangis sambil menahan lapar seharian…” ujar Mbah Samar.
Usianya sudah tua dan renta, Mbah takut jika beliau sudah tak kuat bekerja siapa lagi yang akan menjaga dan mengurus saudara kembarnya. Setiap hari Mbah berdoa semoga selalu diberikan kesehatan agar masih bisa menjaga dirinya sendiri dan saudaranya.
"Saya sedih, kalau saya sewaktu-waktu tiada, nasib adik saya gimana? Saya berdoa, semoga kami bisa hidup sama-sama terus sampai nanti.” ujar Nenek Samar.
Sobat, yuk di ramadhan yang penuh berkah ini bantu Mbah Samar hidup layak. jangan Biarkan dimasa tua nya beliau merasa sendiri
Bagikan tautan ke media sosial