Peduli Lansia Renta Jualan Peyek Hingga Puluhan Kilometer

31 January 2024

Bu Peyek.. peyek peyek.. Suara serak Mbah Iyem setiap hari memanggil pelanggan peyek jualannya.

Mbah Iyem seorang lansia renta yang masih harus berkeliling hingga puluhan kilometer demi menyambung hidupnya dan suami tercintanya. Bersama satu-satunya barang berharga Mbah Iyem yaitu sepeda tua, setiap hari menuntun sepedanya menjajakan peyek dari pagi hingga malam hari.

Sejak umur 40 tahun mata Mbah Iyem kian hari kian tak bisa melihat dengan jelas, fungsi telinganya berkurang, serta langkah kakinya kian melambat dan sering merasakan sakit kaki sampai tak bisa jalan. Kakinya kerap bengkak dan kini jalan Mbah Iyem pincang.

Di usia Mbah Iyem yang sudah renta Mbah Iyem masih harus berjuang dan mengurus suaminya yang sakit-sakitan. Mbah Muslim namanya, laki-laki berusia 70 tahun yang terlahir tak bisa melihat di bagian mata kanannya. Mbah Muslim hanya bisa melihat dari satu sisi, yaitu mata kirinya. Usia Mbah Muslim yang semakin renta membuatnya sakit-sakitan dan sudah tak mampu bekerja.

Semua kebutuhan makan hingga bayar sewa kontrakan Mbah Iyem penuhi sendiri dari hasil jualan peyek. Peyek peyek yang dijual Mbah Iyem adalah peyek milik tetangganya yang kemudian Mbah Iyem jual kembali. Mbah Iyem hanya mendapatkan upah 500 perak setiap 1 bungkus peyek yang ia jual. Kerap sepi pembeli sampai harus membawa pulang banyak barang dagangannya

 

Sehari paling banyak dapat 15 ribu mba .. kata Mbah Iyem lirih sambil tersenyum tipis dengan mata berkaca-kaca

Penghasilan Mbah Iyem kerap membuat Mbah Iyem dan suami nya hanya mampu makan nasi dan lauk seadanya. Bahkan karena kondisi Mbah Iyem yang tak bisa berjualan, Mbah Iyem dan suaminya hanya bisa nasi dan garam.

Mbah Iyem dan suaminya tinggal di rumah kontrakan sederhana dari anyaman bambu. Mbah Iyem tak mampu menyewa kontrakan yang lebih layak. Bahkan rumah kontrakan bambu pun Mbah Iyem tak bisa membayar lunas. Karena iba, pemilik membolehkan Mbah Iyem untuk mengangsur pembayaran.

Namun kabar tak menyenangkan dari pemilik kontrakan, mulai bulan April besok Mbah Iyem dan suaminya harus pindah karena tanah tersebut akan digunakan oleh si pemilik tanah. Mbah Iyem bingung dan nelangsa, harus pindah dan tinggal dimana.

Orang seperti Mbah Iyem berjualan bukan untuk menambah atau menumpuk kekayaan, Mbah Iyem berjualan hanya untuk sekedar bisa makan nasi dan lauk. Saat seusia Mbah Iyem sudah hidup bahagia dengan anak dan cucunya, berbeda dengan Mbah Iyem dan suaminya. Setiap hari Mbah Iyem harus jalan kaki hingga berpuluh-puluh kilometer untuk mendapatkan uang. Sahabat dermawan yuk bantu Mbah Iyem dasuaminya wujudkan tempat tinggal yang layak. Bantu Mbah Iyem rawat suaminya yang tak bisa melihat dan sakit. Uluran bantuan mu sangat berarti untuk Mbah Iyem.


Belum ada update
Dana terkumpul

Rp 0

dari target Rp 50.000.000

 
  • 0
    Donasi
  • 0
    Bagikan
  • 91
    hari lagi
Donasi
Siaga Peduli
Donasi
Ayobantu Indonesia
AyoBantu Galang Dana

Jadi fundraiser untuk campaign ini

Gabung

Peduli Lansia Renta Jualan Peyek Hingga Puluhan Kilometer Sosial

Dana terkumpul

Rp 0

 
Target: Rp Rp 50.000.000
  • 0
    Donasi
  • 0
    Bagikan
  • 91
    hari lagi
Donasi
31 January 2024

Bu Peyek.. peyek peyek.. Suara serak Mbah Iyem setiap hari memanggil pelanggan peyek jualannya.

Mbah Iyem seorang lansia renta yang masih harus berkeliling hingga puluhan kilometer demi menyambung hidupnya dan suami tercintanya. Bersama satu-satunya barang berharga Mbah Iyem yaitu sepeda tua, setiap hari menuntun sepedanya menjajakan peyek dari pagi hingga malam hari.

Sejak umur 40 tahun mata Mbah Iyem kian hari kian tak bisa melihat dengan jelas, fungsi telinganya berkurang, serta langkah kakinya kian melambat dan sering merasakan sakit kaki sampai tak bisa jalan. Kakinya kerap bengkak dan kini jalan Mbah Iyem pincang.

Di usia Mbah Iyem yang sudah renta Mbah Iyem masih harus berjuang dan mengurus suaminya yang sakit-sakitan. Mbah Muslim namanya, laki-laki berusia 70 tahun yang terlahir tak bisa melihat di bagian mata kanannya. Mbah Muslim hanya bisa melihat dari satu sisi, yaitu mata kirinya. Usia Mbah Muslim yang semakin renta membuatnya sakit-sakitan dan sudah tak mampu bekerja.

Semua kebutuhan makan hingga bayar sewa kontrakan Mbah Iyem penuhi sendiri dari hasil jualan peyek. Peyek peyek yang dijual Mbah Iyem adalah peyek milik tetangganya yang kemudian Mbah Iyem jual kembali. Mbah Iyem hanya mendapatkan upah 500 perak setiap 1 bungkus peyek yang ia jual. Kerap sepi pembeli sampai harus membawa pulang banyak barang dagangannya

 

Sehari paling banyak dapat 15 ribu mba .. kata Mbah Iyem lirih sambil tersenyum tipis dengan mata berkaca-kaca

Penghasilan Mbah Iyem kerap membuat Mbah Iyem dan suami nya hanya mampu makan nasi dan lauk seadanya. Bahkan karena kondisi Mbah Iyem yang tak bisa berjualan, Mbah Iyem dan suaminya hanya bisa nasi dan garam.

Mbah Iyem dan suaminya tinggal di rumah kontrakan sederhana dari anyaman bambu. Mbah Iyem tak mampu menyewa kontrakan yang lebih layak. Bahkan rumah kontrakan bambu pun Mbah Iyem tak bisa membayar lunas. Karena iba, pemilik membolehkan Mbah Iyem untuk mengangsur pembayaran.

Namun kabar tak menyenangkan dari pemilik kontrakan, mulai bulan April besok Mbah Iyem dan suaminya harus pindah karena tanah tersebut akan digunakan oleh si pemilik tanah. Mbah Iyem bingung dan nelangsa, harus pindah dan tinggal dimana.

Orang seperti Mbah Iyem berjualan bukan untuk menambah atau menumpuk kekayaan, Mbah Iyem berjualan hanya untuk sekedar bisa makan nasi dan lauk. Saat seusia Mbah Iyem sudah hidup bahagia dengan anak dan cucunya, berbeda dengan Mbah Iyem dan suaminya. Setiap hari Mbah Iyem harus jalan kaki hingga berpuluh-puluh kilometer untuk mendapatkan uang. Sahabat dermawan yuk bantu Mbah Iyem dasuaminya wujudkan tempat tinggal yang layak. Bantu Mbah Iyem rawat suaminya yang tak bisa melihat dan sakit. Uluran bantuan mu sangat berarti untuk Mbah Iyem.



Belum ada update

Harapan #TemanPeduli
Fundraiser
Gabung
Kamu juga bisa bantu: