Bencana kembali terjadi di Sukabumi, pergerakan tanah yang cukup hebat nyaris membelah tanah pemukiman warga di Kampung Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi.
Perih rasanya, mendengar rentetan kabar duka yang datang tak kunjung henti. Pandemi masih tak terlihat bagaimana akhirnya, berbagai bencana datang beriringan, tak terhitung berapa banyak saudara-saudara kita yang masih harus berjuang di pengungsian, menahan lapar di tengah kedinginan, mereka yang harus kehilangan tempat tinggal mereka.
Mungkin bumi Pertiwi sedang lemah karena kita kurang ramah pada alam. Pergerakan tanah membuat lahan perkampungan warga terbelah, para warga menyaksikan sendiri satu per satu rumah mereka runtuh.
Bencana ini sebetulnya sudah terjadi dari 12 Januari, namun kian memburuk hingga pada 3 Februari 2021, BPBD telah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Tanah Bergerak di Sukabumi.
Pergerakan tanah di Ciherang ini membuka ruang retakan, mulanya retakan itu selebar 20 sentimeter lalu melebar hingga 60 sentimeter. Dengan kedalaman antara 4 sampai 8 meter. Lebih dari 107 rumah yang dihuni oleh 118 keluarga rusak berat, sedangkan 103 rumah lain terancam.
"Kami berkomunikasi dengan warga agar tenang dan tidak panik. Relokasi sendiri ada warga yang mandiri secara sukarela pindah, ada juga yang memilih mengungsi," kata Heri Suherlan, Kepala Desa Cijangkar.
Semakin hari semakin meluas pergeseran tanah di Ciherang Sukabumi, satu persatu warga harus meninggalkan rumah dan berada di pengungsian.
Teman-teman, mari kita berikan Toilet Darurat dan kebutuhan darurat di atas untuk warga terdampak bencana pergerakan tanah di Ciherang Sukabumi dengan klik DONASI SEKARANG.
Kita doakan semoga saudara kita diberikan ketabahan dan perlindungan oleh Tuhan YME.
dari target Rp 150.000.000
Bencana kembali terjadi di Sukabumi, pergerakan tanah yang cukup hebat nyaris membelah tanah pemukiman warga di Kampung Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi.
Perih rasanya, mendengar rentetan kabar duka yang datang tak kunjung henti. Pandemi masih tak terlihat bagaimana akhirnya, berbagai bencana datang beriringan, tak terhitung berapa banyak saudara-saudara kita yang masih harus berjuang di pengungsian, menahan lapar di tengah kedinginan, mereka yang harus kehilangan tempat tinggal mereka.
Mungkin bumi Pertiwi sedang lemah karena kita kurang ramah pada alam. Pergerakan tanah membuat lahan perkampungan warga terbelah, para warga menyaksikan sendiri satu per satu rumah mereka runtuh.
Bencana ini sebetulnya sudah terjadi dari 12 Januari, namun kian memburuk hingga pada 3 Februari 2021, BPBD telah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Tanah Bergerak di Sukabumi.
Pergerakan tanah di Ciherang ini membuka ruang retakan, mulanya retakan itu selebar 20 sentimeter lalu melebar hingga 60 sentimeter. Dengan kedalaman antara 4 sampai 8 meter. Lebih dari 107 rumah yang dihuni oleh 118 keluarga rusak berat, sedangkan 103 rumah lain terancam.
"Kami berkomunikasi dengan warga agar tenang dan tidak panik. Relokasi sendiri ada warga yang mandiri secara sukarela pindah, ada juga yang memilih mengungsi," kata Heri Suherlan, Kepala Desa Cijangkar.
Semakin hari semakin meluas pergeseran tanah di Ciherang Sukabumi, satu persatu warga harus meninggalkan rumah dan berada di pengungsian.
Teman-teman, mari kita berikan Toilet Darurat dan kebutuhan darurat di atas untuk warga terdampak bencana pergerakan tanah di Ciherang Sukabumi dengan klik DONASI SEKARANG.
Kita doakan semoga saudara kita diberikan ketabahan dan perlindungan oleh Tuhan YME.
Bagikan tautan ke media sosial