Di tengah riuhnya alun-alun Kota Bandung, ada Bu Sri yang mencari barang-barang bekas untuk bertahan hidup. Bu Sri yang sekarang berusia 60 tahun hidup sebatang kara dan tidak punya tempat tinggal. Pada usianya yang sudah mulai rapuh, Bu Sri tidak punya saudara untuk mengadu dan tempat tinggal untuk berteduh.
Setiap harinya Bu Sri harus keliling mencari rongsokan untuk dijual ke pengepul, “Tiap hari nyari rongsokan, kadang dapet Rp5.000, kadang gak dapet sama sekali”, kata Bu Sri. Dengan penghasilan yang tidak menentu Bu Sri sering menahan lapar karena tidak punya uang, “Ibu sering gak bisa makan, kalau gak ada uang ya puasa”, kata Bu Sri.
Bu Sri yang hidup seorang diri juga harus menahan dinginnya trotoar jalanan setiap malamnya, “Ibu gak punya siapa-siapa lagi, saudara udah pada meninggal. Jadi hidup di jalanan, tidur di emperan toko orang”, kata Bu Sri. Tidak ada keluarga yang memeluk Bu Sri saat terpuruk, dan tidak ada tempat untuk berteduh saat Bu Sri mengeluh.
Ketika ditanya, “Ibu kalau gak mulung lagi, pengen usaha apa?”, Bu Sri bilang “Ibu mah pengen dagang kopi kaya dulu lagi, cuma dulu bangkrut karena modalnya habis”. Sebelumnya Bu Sri pernah menjual kopi bersama kakaknya, tapi setelah kakaknya meninggal Bu Sri kehabisa modal untuk jualan.
Adakah diantara kita yang bisa menjadi saudara Bu Sri dalam kemanusiaan? Kita tidak perlu hadir secara langsung di hadapan Bu Sri, kita cukup menekan tombol donasi untuk menjadi saudara beliau atas dasar kemanusiaan. Jadi klik link donasi sekarang ya!!!
dari target Rp 50.000.000
Di tengah riuhnya alun-alun Kota Bandung, ada Bu Sri yang mencari barang-barang bekas untuk bertahan hidup. Bu Sri yang sekarang berusia 60 tahun hidup sebatang kara dan tidak punya tempat tinggal. Pada usianya yang sudah mulai rapuh, Bu Sri tidak punya saudara untuk mengadu dan tempat tinggal untuk berteduh.
Setiap harinya Bu Sri harus keliling mencari rongsokan untuk dijual ke pengepul, “Tiap hari nyari rongsokan, kadang dapet Rp5.000, kadang gak dapet sama sekali”, kata Bu Sri. Dengan penghasilan yang tidak menentu Bu Sri sering menahan lapar karena tidak punya uang, “Ibu sering gak bisa makan, kalau gak ada uang ya puasa”, kata Bu Sri.
Bu Sri yang hidup seorang diri juga harus menahan dinginnya trotoar jalanan setiap malamnya, “Ibu gak punya siapa-siapa lagi, saudara udah pada meninggal. Jadi hidup di jalanan, tidur di emperan toko orang”, kata Bu Sri. Tidak ada keluarga yang memeluk Bu Sri saat terpuruk, dan tidak ada tempat untuk berteduh saat Bu Sri mengeluh.
Ketika ditanya, “Ibu kalau gak mulung lagi, pengen usaha apa?”, Bu Sri bilang “Ibu mah pengen dagang kopi kaya dulu lagi, cuma dulu bangkrut karena modalnya habis”. Sebelumnya Bu Sri pernah menjual kopi bersama kakaknya, tapi setelah kakaknya meninggal Bu Sri kehabisa modal untuk jualan.
Adakah diantara kita yang bisa menjadi saudara Bu Sri dalam kemanusiaan? Kita tidak perlu hadir secara langsung di hadapan Bu Sri, kita cukup menekan tombol donasi untuk menjadi saudara beliau atas dasar kemanusiaan. Jadi klik link donasi sekarang ya!!!
Bagikan tautan ke media sosial