Bu Sarti sudah mengidap penyakit kanker hati 5 bulan yang lalu , sebelum menderita penyakit tersebut keseharian Bu Sarti adalah bekerja di kebun dan di sawah sebagai petani , bu sarti saat sehat sangat produktif setiap hari bersemangat saat pergi ke sawah dan kebun namun pada saat penyakit nya menggrogoti tubuhnya semangat itu seketika hilang .

Awal mulanya Bu Sarti mengalami sakit yang sangat hebat di bagian hulu hatinya dengan cepat keluarga pun membawanya ke bidan desa karena tidak ada rumah sakit dan puskesmas yang dekat dengan rumah bu sarti , setelah di periksa bidan hanya menduga hanya mag biasa karena alat kurang canggih bidan pun hanya bisa mendiagnosis sakitmag saja 

1 bulan lamanya ibu Sarti hanya di bawsa ke bidan desa dan puskesmas saja tanpa tau bahwa penyakit yang di idap oleh Bu Sarti itu adalah kanker hati,  Setelah 1 bulan di periksa dan di obati oleh pihak puskesmas, pihak puskesmas pun merujuk Bu Sarti ke klinik mitra medika untuk di tinjau dan di tindak lanjuti, setelah di periksa pihak klinik pun merujuk lagi bu sarti untuk berobat ke RUMAH SAKIT CIERENG karena alat dan tenaga medis kurang memadai .

Setelah di rujuk ke RUMAH SAKIT CIERENG penyakit yang di derita Bu Sarti pun terdeteksi , dokter di RUMAH SAKIT CIERENG mendiagnosis bahwa Bu SARTI mengidap penyakit HEPATOMA atau bisa di bilang kanker hati ,Setelah tau bahwa penyakit itu adalah kanker hati , RUMAH SAKIT CIERENG pun langsung merujuk bu sarti ke Rumah sakit yang lebih kumplit alat dan tenaga medis nya , Bu sarti pun di rujuk ke Rumah sakit yang berada di Bandung. 

Pada Saat ingin pergi ke rumah sakit di bandung bu sarti sangat kesulitan untuk pergi karena mobil untuk pergi ke sana tidak ada ,Di desa cimenteng mobil siaga desa hanya satu , sedangkan warga di sana sangat banyak , sehingga ketika saat ingin meminjam mobil tersebut untuk pergi ke Rumah Sakit di bandung itu tidak bisa karena sedang di pakai oleh orang lain , Bu Sarti pun sampai memakai mobil bak terbuka meminjam ke tetangga untuk pergi ke Rumah Sakit di Bandung 

Pak enib sang suami hanya pekerja kebun biasa dan pengurus ternak domba , s pak Enib di bayar dengan upah 1 juta saja untuk sekali panen sedangkan panen hanya 2 kali dalam setahun , bisa di bilang pak enib hanya mendapatkan 400rb dalam sebulan , dengan penghasilan seperti itu jangankan untuk membiaya pengobatan istri nya untuk makan sehari hari pun pak Enib dan keluarga kesulitan .

 Untuk menambah penghasilan pun Pak Enib berjualan sayuran milik orang lain dengan cara berkeliling di desa dan sekitaran rumah nya , pak Enib pun mendapat upah 30rb sehari ketika menjual sayuran tersebut  , pak Enib terus berjuang untuk kesembuhan istrinya dan menafkahi keluarga nya .