Seharusnya masa depan Amelta masih panjang, tapi ia hanya bisa terbaring.
Kecelakaan motor beberapa bulan lalu telah merenggut tubuh sehat dan senyum cerianya Amelta.
Sebagian tempurung kepalanya telah diangkat karena hancur, Amelta tak sadarkan diri dan jatuh dalam koma panjang.
Lehernya pun dilubangi dan dipasang selang agar menghindari gagal nafas.
Saat itu, dokter mengatakan bahwa kemungkinan Amelta sadarkan diri hanya 2% karena pendarahan hebat di otaknya.
Namun, mukjizat Tuhan itu nyata, Amelta perlahan-lahan membuka mata. Gerakan yang sangat kecil, tapi orang tuanya tak kuasa menahan tangis haru.
Perlahan-lahan Amelta bisa menggerakkan tangannya dan mengucap kata-kata dengan lirih.
Namun saat akhirnya bisa pulang, Amelta malah sering dibully oleh teman-teman seusianya akibat bentuk wajahnya yang berubah sejak kecelakaan.
Tapi, dengan dukungan kedua orang tuanya, Amelta terus membaik. Selang di lehernya pun sudah dilepas, namun kini sering mengeluarkan lendir.
Dokter menyarankan Amelta segera operasi ke-2 untuk menutup lubang di lehernya dan untuk memasang tempurung buatan di kepalanya.
Namun, tabungan orang tuanya sudah habis untuk operasi pertama. Bukan hanya itu, utang pun masih menumpuk di mana-mana. Uang operasi ke-2 dari mana?
Ayah Amelta adalah seorang buruh serabutan, yang hanya bisa memberikan makan pas-pasan untuk keluarganya.
Akan tetapi, ia tak ingin kehilangan Amelta. Bangunnya Amelta dari koma adalah mukjizat, ia akan melakukan apapun untuk mempertahankan anaknya tetap hidup.
dari target Rp 150.000.000
Seharusnya masa depan Amelta masih panjang, tapi ia hanya bisa terbaring.
Kecelakaan motor beberapa bulan lalu telah merenggut tubuh sehat dan senyum cerianya Amelta.
Sebagian tempurung kepalanya telah diangkat karena hancur, Amelta tak sadarkan diri dan jatuh dalam koma panjang.
Lehernya pun dilubangi dan dipasang selang agar menghindari gagal nafas.
Saat itu, dokter mengatakan bahwa kemungkinan Amelta sadarkan diri hanya 2% karena pendarahan hebat di otaknya.
Namun, mukjizat Tuhan itu nyata, Amelta perlahan-lahan membuka mata. Gerakan yang sangat kecil, tapi orang tuanya tak kuasa menahan tangis haru.
Perlahan-lahan Amelta bisa menggerakkan tangannya dan mengucap kata-kata dengan lirih.
Namun saat akhirnya bisa pulang, Amelta malah sering dibully oleh teman-teman seusianya akibat bentuk wajahnya yang berubah sejak kecelakaan.
Tapi, dengan dukungan kedua orang tuanya, Amelta terus membaik. Selang di lehernya pun sudah dilepas, namun kini sering mengeluarkan lendir.
Dokter menyarankan Amelta segera operasi ke-2 untuk menutup lubang di lehernya dan untuk memasang tempurung buatan di kepalanya.
Namun, tabungan orang tuanya sudah habis untuk operasi pertama. Bukan hanya itu, utang pun masih menumpuk di mana-mana. Uang operasi ke-2 dari mana?
Ayah Amelta adalah seorang buruh serabutan, yang hanya bisa memberikan makan pas-pasan untuk keluarganya.
Akan tetapi, ia tak ingin kehilangan Amelta. Bangunnya Amelta dari koma adalah mukjizat, ia akan melakukan apapun untuk mempertahankan anaknya tetap hidup.
Bagikan tautan ke media sosial