Mak Iim, seorang lansia yang terluka dan lumpuh, terperangkap dalam tubuh yang tak mampu bergerak. Hanya tangan kanannya yang tetap hidup, menjadi satu-satunya harapannya untuk menyentuh dan berinteraksi dengan dunia di sekitarnya. Dia tinggal dalam kontrakan sempit yang terasa sesak dan kumuh, tak ada cahaya harapan yang mampu menembus kegelapan yang mengelilinginya. Sendirian dan terlantar, Mak Iim tidak memiliki siapa pun yang peduli atau mampu merawatnya. Namun, ada satu orang kerabat tua, seorang tukang parkir, yang telah dengan penuh kasih mengambil tanggung jawab merawatnya.
Hidupnya penuh dengan derita yang tak terucap. Mak Iim harus bertahan dalam kesendirian yang memilukan, tanpa ada belas kasihan dari siapapun. Dia terhimpit oleh keterbatasan fisik dan lingkungan yang tidak layak. Ia terpaksa memaksa dirinya untuk bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, tak punya pilihan selain menunggu dengan lapar dan kelelahan. Keputusasaan yang melanda dan kekosongan hati yang tak terbayangkan meliputi setiap hela napasnya, membuatnya terjebak dalam kondisi yang begitu menyedihkan, seolah-olah hidupnya sudah terhenti dalam kontrakan yang kumuh dan tak berdaya.
Dengan berdonasi, kita dapat memberikan sedikit harapan bagi Mak Iim yang hidup dalam kesedihan dan keterbatasan. Bersama-sama, mari kita berikan bantuan dan perhatian kepada Mak Iim yang membutuhkan, serta memberikan dukungan kepada kerabat tua yang dengan tulus merawatnya.
dari target Rp 50.000.000
Mak Iim, seorang lansia yang terluka dan lumpuh, terperangkap dalam tubuh yang tak mampu bergerak. Hanya tangan kanannya yang tetap hidup, menjadi satu-satunya harapannya untuk menyentuh dan berinteraksi dengan dunia di sekitarnya. Dia tinggal dalam kontrakan sempit yang terasa sesak dan kumuh, tak ada cahaya harapan yang mampu menembus kegelapan yang mengelilinginya. Sendirian dan terlantar, Mak Iim tidak memiliki siapa pun yang peduli atau mampu merawatnya. Namun, ada satu orang kerabat tua, seorang tukang parkir, yang telah dengan penuh kasih mengambil tanggung jawab merawatnya.
Hidupnya penuh dengan derita yang tak terucap. Mak Iim harus bertahan dalam kesendirian yang memilukan, tanpa ada belas kasihan dari siapapun. Dia terhimpit oleh keterbatasan fisik dan lingkungan yang tidak layak. Ia terpaksa memaksa dirinya untuk bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, tak punya pilihan selain menunggu dengan lapar dan kelelahan. Keputusasaan yang melanda dan kekosongan hati yang tak terbayangkan meliputi setiap hela napasnya, membuatnya terjebak dalam kondisi yang begitu menyedihkan, seolah-olah hidupnya sudah terhenti dalam kontrakan yang kumuh dan tak berdaya.
Dengan berdonasi, kita dapat memberikan sedikit harapan bagi Mak Iim yang hidup dalam kesedihan dan keterbatasan. Bersama-sama, mari kita berikan bantuan dan perhatian kepada Mak Iim yang membutuhkan, serta memberikan dukungan kepada kerabat tua yang dengan tulus merawatnya.
Bagikan tautan ke media sosial