IBU NURDIANI, PEMBUAT SAPU LIDI YANG BERJUANG PENUHI KEBUTUHAN HIDUP

22 October 2021

Beliau bernama Ibu Nurdiani, Ibu 3 orang anak yang tinggal di gubuk reot, yang berdiri di atas tanah milik saudara sepupu suaminya. Sehari-hari 2 anaknya tidur digubuk tertutup, sedangkan Ibu Nurdiani dan suami tidur di betugak tanpa penutup.


Baik di gubuk maupun di Berugak, kondisi keduanya sangat memprihatinkan. Saat hujan tempat tersebut akan merembes dan bocor dimana-mana. Ketika hal itu terjadi Ibu Nurdian dan keluarga hanya bisa pasrah menunggu hujan berhenti.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Ibu Nurdiani membuat sapu lidi yang dijual setiap pekan. Penghasilannya pun tidak menentu, hanya untuk makan sehari-hari seadanya.

Sementara itu, kondisi suaminya saat ini sudah tidak mampu lagi bekerja berat. Beliau mengalami kelumpuhan akibat jatuh dari pohon kelapa setinggi 12 meter pada 3 tahun lalu.

Seperti kata pepatah sudah jatuh tertimpa tangga pula. Ibu Nurdiani sudah sejak lama harus berusaha sendiri dan memikirkan bagaimana cara bertahan hidup di tengah kemiskinan yang dialaminya.

Di tengah kondisi pandemi yang tak kunjung reda membuat Ibu Nurdiani semakin harus bekerja lebih keras lagi untuk bisa menghidupi keluarganya. Ibu Nurdiani yang memang susah, kini semakin merasakan pedihnya kemiskinan dampak dari semakin sulitnya perekonomian akibat pandemi Covid-19.

Sahabat dermawan, yuk bantu cukupi kebutuhan pokok bu Nurdiani dengan klik DONASI sekarang.


Belum ada update
Dana terkumpul

Rp 0

dari target Rp 200.000.000

 
  • 0
    Donasi
  • 0
    Bagikan
  • 0
    hari lagi
Campaign telah berakhir/selesai
Filantra Official
Donasi
Ayobantu Indonesia
AyoBantu Galang Dana

Jadi fundraiser untuk campaign ini

Gabung

IBU NURDIANI, PEMBUAT SAPU LIDI YANG BERJUANG PENUHI KEBUTUHAN HIDUP Sosial

Dana terkumpul

Rp 0

 
Target: Rp Rp 200.000.000
  • 0
    Donasi
  • 0
    Bagikan
  • 0
    hari lagi
Selesai
Campaign telah berakhir/selesai
22 October 2021

Beliau bernama Ibu Nurdiani, Ibu 3 orang anak yang tinggal di gubuk reot, yang berdiri di atas tanah milik saudara sepupu suaminya. Sehari-hari 2 anaknya tidur digubuk tertutup, sedangkan Ibu Nurdiani dan suami tidur di betugak tanpa penutup.


Baik di gubuk maupun di Berugak, kondisi keduanya sangat memprihatinkan. Saat hujan tempat tersebut akan merembes dan bocor dimana-mana. Ketika hal itu terjadi Ibu Nurdian dan keluarga hanya bisa pasrah menunggu hujan berhenti.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Ibu Nurdiani membuat sapu lidi yang dijual setiap pekan. Penghasilannya pun tidak menentu, hanya untuk makan sehari-hari seadanya.

Sementara itu, kondisi suaminya saat ini sudah tidak mampu lagi bekerja berat. Beliau mengalami kelumpuhan akibat jatuh dari pohon kelapa setinggi 12 meter pada 3 tahun lalu.

Seperti kata pepatah sudah jatuh tertimpa tangga pula. Ibu Nurdiani sudah sejak lama harus berusaha sendiri dan memikirkan bagaimana cara bertahan hidup di tengah kemiskinan yang dialaminya.

Di tengah kondisi pandemi yang tak kunjung reda membuat Ibu Nurdiani semakin harus bekerja lebih keras lagi untuk bisa menghidupi keluarganya. Ibu Nurdiani yang memang susah, kini semakin merasakan pedihnya kemiskinan dampak dari semakin sulitnya perekonomian akibat pandemi Covid-19.

Sahabat dermawan, yuk bantu cukupi kebutuhan pokok bu Nurdiani dengan klik DONASI sekarang.



Belum ada update

Harapan #TemanPeduli
Fundraiser
Gabung
Kamu juga bisa bantu: