"Saat anak saya lahir, tak ada keanehan yang terjadi pada pisiknya, namun saat usianya menginjak 12 bulan, badannya terlihat membiru, badannya lemas, dan nafasnya sesak terlihat seperti yang kecapean. Yaa Allah cobaan apa lagi ini? apa yang terjadi dengan jagoan kecilku? Saat itu rasanya dunia seakan tak berpihak lagi pada saya".
Sejak lahir Hisyam harus berjuang melawan penyakit yang membahayakan tubuhnya, jantung bocor. Kondisinya semakin melemah dan harus segera di operasi. Selain itu, ia juga membutuhkan asupan gizi yang cukup, karena perkembangannya terhambat.
Namun karena terkendala biaya, Hisyam terpaksa harus dirawat di rumah, belum lagi Hisyam punya seorang kakak yang disabilitas. Seperti kata pepatah "Sudah jatuh tertimpa tangga pula", itu lah yang dirasakan oleh Bapak Dedi dan Bu Neni.
Tak sepeserpun uang berada di kantong celanya. Hanya bermodalkan tekad, mereka membawa Hisyam ke Rumah Sakit Permata Bunda. Sesampainya di Rumah sakit, Hisyam menjalani perawatan seperti, kontrol dan Rontgen.
Hasil vonis dokter membuat hati mereka lemas dan terbujur kaku.
"Bu De Hisyam menderita penyakit jantung bocor sejak lahir dan harus segera di operasi, Ibu coba dulu bawa ke RSHS Bandung, jika dari RSHS sudah tidak bisa, Ibu bawa ke Rumah Sakit di Jakarta"
Namun sebelum tindak operasi dilakukan, de Hisyam harus melakukan perbaikan gizi dengan mengkonsumsi susu khusus dan melakukan kontrol untuk melihat perkembangannya hingga layak dilakukan operasi.
Saat dimana anak usia 1 tahun sudah aktif untuk belajar merangkak, berjalan dan aktif berbicara. Berbeda dengan Hisyam, ia hanya terbaring lemas di pangkuan sang ibu. Senyum manis yang merekah pada bibirnya seketika hilang. Berat badannya hanya mencapai 6 kg, sangat sulit bagi de Hisyam untuk menambah bb.
Saat ini, Hisyam hanya di rawat seadanya dirumah,kondisinya pun kian memprihatinkan, keterbatasan Biaya dan Jarak tempuh sepanjang ratusan kilometer untuk ke Rumah Sakit merupakan kendala utama dalam melanjutkan pengobatan.
Pak Dedi memang tidak memiliki keterampilan khusus, hingga tak heran menjadi buruh kuli serabutan pun sangat melekat kuat pada dirinya. Bersimbah peluh bertarung dengan terik panas matahari yang menyengat, Pak Dedi setiap hari mengangkut beban demi cukupi kebutuhan keluarganya dengan mendapat upah sebesar 60 ribu saja.
Hanya cukup untuk kebutuhan makan dan sehari-hari keluarga.
Sahabat, bayangkan jika kita yang berada di posisi pak Dedi dan Bu Neni. Melihat kedua anaknya yang sakit dan tak sanggup mengobati karena terkendala biaya. Terutama Jagoan kecilnya, De Hisyam yang kuat melawan jantung bocornya sejak lahir. Seringkali ia menangis jika sudah tak kuat menahan sakit dan sesak pada nafasnya.
#Orangbaik, jika Hisyam tak segera mendapat pengobatan intensif akan semakin parah jantungnya bisa terpasang ventilator dan buat jantungnya terancam terhenti.
Kami mengajakmu bersama bantu Hisyam sembuh lewat uluran tangan kebaikanmu dengan cara :
- Klik tombol “DONASI SEKARANG”
- Masukkan nominal donasi
- Pilih metode pembayaran GO-Jenius Pay, LinkAja, DANA, Mandiri Virtual Account, BCA Virtual Account, atau transfer Bank (transfer bank BNI, Mandiri, BCA, BRI, BNI Syariah, atau kartu kredit) dan transfer ke no. rekening yang tertera.
Tak hanya mendoakan dan berdonasi, saudara-saudara juga bisa membagikan halaman galang dana saya ini agar semakin banyak yang turut menemani perjuangan saya.
Terima kasih banyak, #orangbaik!
Bagikan tautan ke media sosial