Hari itu, kami berkesempatan mengunjungi sepasang lansia di daerah Lebak Banten. Betapa kami kaget kondisi rumahnya kosong dan kotor, tapi ditinggali oleh 2 orang yang kondisinya membuat kami prihatin. Istri Kek Adhari sakit, Kek Adhari sendiri yang sudah sangat berumur merawatnya seorang diri tanpa membawanya berobat… Walau sudah tua renta, Kek Adhari masih tetap berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan cara menjadi buruh penjual kayu untuk ia jual kepada pengepul dan pengrajin kayu.

Selain dari berjualan kayu, Kek Adhari juga bekerja sebagai buruh serabutan. Ia terkadang mengerjakan permintaan tetangganya untuk membersihkan kebun milik mereka demi memenuhi kebutuhan hidupnya Bersama dengan sang istri.

 Tak besar upah yang ia dapatkan, karena ia tak pernah mematok harga untuk membersihkan kebun. Ia hanya menerima uang seikhlasnya dari para pemilik kebun. Usianya sudah menginjak 72 tahun, namun Kek Adhari masih harus berjuang di usia senjanya dan demi merawat sang istri tercintanya yang sedang sakit lumpuh yakni Nek Arsi. “A saya sangat mencintai Nek Arsi, biar gimanapun dia juga tanggung jawab, biar saya yang ngerawatnya, walau kadang ada rasa khawatir ketika lagi nyari kayu di hutan karena Nenek sendirian di rumah” Ucap Kek Adhari kepada kami sembari melirih dan berkaca-kaca. Kek Adhari begitu terlihat sangat menyayangi istrinya dengan mata kepada sendiri melihat bagaimana Ia berusaha marawatnya dengan baik.Kek Adhari memangku istrinya dan sering mengusap rambut istrinya. Seolah cinta bersemi kembali meski usia keduanya sudah senja. Hari itu, kami melihat keduanya hanya makan dengan lauk seadanya yakni bubur pagi sisaan dari istrinya. Itu pun hanya banyak buburnya daripada ayamnya.

Sungguh miris terkadang mereka juga selama ini bergantung dari pemberian dan belas kasih tetangganya. Sang istri yakni Nek Arsi menderita sakit lumpuh sudah sekitar 6 tahun lalu, awalnya terjatuh ketika ingin berangkat mengaji di sebuah mushola di daerahnya, sejak saat itu setengah badan dari Nek Arsi tidak bisa digerakkan dan di vonis lumpuh.

Akhirnya dengan terpaksa kini Kek Adhari harus berjuang merawat Nek Arsi sang istri tercintanya. Tubuh rentanya dipaksa harus berjuang. Rumah yang mereka tinggali saat ini hanya berukuran 3x4 meter persegi. Itupun dengan kondisi bagian dapur yang sudah ambruk.

Entah kapan bagian utama rumah juga kemungkinan akan menyusul dengan terlihatnya beberapa retakan dan kondisi tembok yang telah menua. Tak perlu ditanyakan lagi tentu kondisi saat hujan turun, beberapa kebocoran akan terlihat di rumah tua itu. Terlebih tidak ada kamar mandi di dalam rumah yang tak layak huni ini.

Kek Adhari hanya mengandalkan wc milik tetangga nya dan jika Nek Arsi BAB dan BAK kek Adhari kadang membelikan Pampers atau jika tidak ada uang maka Kek Adhari yang membersihkan kotorannya. Kek Adhari berharap ia dapat mengobati istrinya hingga sembuh. Ia juga berharap ia dapat memperbaiki rumahnya agar ia dan istrinya bisa tidur nyenyak saat malam hari.

Kek Adhari juga memiliki Impian untuk mempunyai modal usaha agar ia tak lagi harus berkeliling menjual kayu dan meninggalkan istrinya sendiri di rumah. Namun ia masih tidak tahu darimana ia bisa mendapatkan modal untuk membuka usaha kecil di rumahnya. Karena untuk berobat dan memperbaiki rumahnya saja ia belum mampu. 

Kek Adhari hanya berdo’a dan berharap akan ada keajaiban yang terjadi dalam kehidupannya yang sedang ia jalani saat ini.

#OrangBaik dan #SahabatDermawan, mari bersama bantu sepasang lansia dhuafa ini untuk bisa berobat dan hidup lebih layak tanpa khawatir akan kelaparan dan bisa memiliki rumah yang layak huni di masa tuanya

Tak hanya mendoakan dan berdonasi, Sahabat juga bisa membagikan halaman galang dana ini agar semakin banyak yang membantu Keluarga Kek Adhari dan keluarga dhuafa lainnya.

Terima kasih Sahabat Dermawan, Teruslah menjadi baik agar semakin banyak yang terbantu atas kebaikan Sahabat.

Bersama Mizan Amanah, Ringankan Kebaikan Beratkan Timbangan!!!