Donasi Pengobatan Kanker dan Gagal Ginjal

08 December 2023

Pada Hari Senin tanggal 23 Mei 2022 Ibu Ida melakukan perjalanan sejauh 45 kilometer dari rumahnya menuju Rumah Sakit dr. Sutomo di Kota Surabaya untuk melakukan pemerikasaan di karenakan kondisi tubuhnya yang sangat lemas. Setelah di lakukan pemeriksaan oleh tim dokter ternyata Ibu Ida divonis menderita penyakit ginjal, Kala itu, perawat junga memberitahukan kepada dirinya bahwasanya Ibu ida juga mengidap hipertensi atau darah tinggi.

 

Sejak hari itu, Kondisi kesehatan Ibu Ida terus menurun. Ibu Ida benar-benar sudah kehilangan fungsi ginjalnya. Bahkan Ibu Ida sampai harus terus berbaring di kasur karena sudah tidak punya tenaga lagi untuk menggerakkan tubuhnya. Hal yang menjadi lebih buruk disaat yang sama, Ibu Ida juga divonis oleh dokter mengidap kanker paratiroid pada Bulan Agustus 2023. Kanker Paratiroid sendiri adalah sejenis kanker langka yang biasanya menyerang salah satu dari empat kelenjar paratiroid. Mulut Ibu Ida membengkak seperti disumpal bola tenis. Ia tidak lagi bisa berbicara, menelan makanan, dan pada akhirnya mengalami kelumpuhan. Akan tetapi, Ibu Ida tidak patah semangat. Dibenaknya, Putrinya masih butuh sosok ibu dalam perkembangannya sebagai manusia. Atas dasar itu, ia bersemangat menjalani terapi cuci darah dan operasi pengangkatan kanker paratiroidnya. Semua itu ia lakukan demi Putri tercintanya.

 

Meskipun hidup di tengah kesulitan, Ibu Ida dan Suaminya tidak pernah mengeluh pada keadaan. Setiap hari, Suaminya berjalan berpuluh-puluh kilometer untuk memulung. Setiap kali menemukan botol air mineral, kardus, hingga besi, ia akan ambil dan menaruhnya di karung ia gotong di pundak. Sampah yang sudah dipilah itu selanjutnya akan dibawa pulang. Pada saat di rumah, sampah botol air mineral tersebut akan dipisahkan antara tutup, botol, dan labelnya. Putrinya Ibu Ida sendiri tidak malu untuk membantu orang tuanya. Disaat teman-teman sebayanya asik bermain, ia rela badannya kotor dan bau untuk membersihkan barang yang didapat dari memulung. Setelah mengumpulkan sampah botol dan plastik, mereka membersihkan barang tersebut untuk kembali dijual. Ibu Ida Sendiri juga adalah seorang Guru Mengaji yang Aktif Mengajar di Musholla Matholi'ul Huda di dekat rumahya, Beliau sangat Ikhlas dan tidak pernah mematok tarif atas kegiatan tersebut.

 

Dalam satu hari Suami Ibu Ida rata-rata bisa mendapatkan uang maksimal Rp40 ribu dari menjual barang hasil memulung. Jumlah tersebut tentu sangat sedikit jika dibandingkan kebutuhan Ida.Misalnya dalam satu kali kunjungan cuci darah, ongkos yang dibutuhkan minimal adalah Rp100 ribu. Itu saja sudah sangat minim dan hanya bisa untuk beli bensin, air mineral, dan bayar parkir. “Paling buat makan beli gorengan.” Ibu Ida mengaku harus benar-benar dalam mengelola uang tersebut. Tidak tahu bagaimana caranya, uang tersebut harus bisa diolah untuk biaya berobat, kebutuhan sekolah Putrinya dan makan sehari-hari, bahkan Ibu Ida saat ini sudah tidak mampu membayar premi BPJS Kesehatan Kelas 3 yang dalam satu bulan sebesar Rp 105ribu. Ia juga sudah coba mengurus ke belbagai pihak agar premi keluarganya diberikan gratis akan tetapi sampai hari ini masih tidak membuahkan hasil.

Biaya yang dibutuhkan saat ini kurang lebih adalah sekitar 95juta, Nominal tersebut adalah perkiraan minimum agar segera dapat dilakukan tidakan operasi.

Dengan kondisi ekonomi saat ini ia kadangkala juga tidak sanggup menebus obat. Sehingga ia harus pintar-pintar dalam mengkonsumsi obat yang didapatkan. Meskipun ia tahu dampaknya akan buruk pada kesehatannya.

 

Ibu Ida berharap pada suatu hari nanti, Putrinya akan menjadi anak yang berhasil dan tidak mengikuti jejak orang tuanya. bagi Ibu Ida, Putrinya adalah anugerah yang dititipkan Allah kepadanya dan menjadi salah satu alasan bagi dirinya untuk tetap berjuang sampai saat ini meskipun dalam kondisi menderita.

 


Belum ada update
Dana terkumpul

Rp 0

dari target Rp 93.200.000

 
  • 0
    Donasi
  • 0
    Bagikan
  • 39
    hari lagi
Donasi
YAYASAN PEDULI KASIH KNDJH
Donasi
Ayobantu Indonesia
AyoBantu Galang Dana

Jadi fundraiser untuk campaign ini

Gabung

Donasi Pengobatan Kanker dan Gagal Ginjal Kesehatan

Dana terkumpul

Rp 0

 
Target: Rp Rp 93.200.000
  • 0
    Donasi
  • 0
    Bagikan
  • 39
    hari lagi
Donasi
08 December 2023

Pada Hari Senin tanggal 23 Mei 2022 Ibu Ida melakukan perjalanan sejauh 45 kilometer dari rumahnya menuju Rumah Sakit dr. Sutomo di Kota Surabaya untuk melakukan pemerikasaan di karenakan kondisi tubuhnya yang sangat lemas. Setelah di lakukan pemeriksaan oleh tim dokter ternyata Ibu Ida divonis menderita penyakit ginjal, Kala itu, perawat junga memberitahukan kepada dirinya bahwasanya Ibu ida juga mengidap hipertensi atau darah tinggi.

 

Sejak hari itu, Kondisi kesehatan Ibu Ida terus menurun. Ibu Ida benar-benar sudah kehilangan fungsi ginjalnya. Bahkan Ibu Ida sampai harus terus berbaring di kasur karena sudah tidak punya tenaga lagi untuk menggerakkan tubuhnya. Hal yang menjadi lebih buruk disaat yang sama, Ibu Ida juga divonis oleh dokter mengidap kanker paratiroid pada Bulan Agustus 2023. Kanker Paratiroid sendiri adalah sejenis kanker langka yang biasanya menyerang salah satu dari empat kelenjar paratiroid. Mulut Ibu Ida membengkak seperti disumpal bola tenis. Ia tidak lagi bisa berbicara, menelan makanan, dan pada akhirnya mengalami kelumpuhan. Akan tetapi, Ibu Ida tidak patah semangat. Dibenaknya, Putrinya masih butuh sosok ibu dalam perkembangannya sebagai manusia. Atas dasar itu, ia bersemangat menjalani terapi cuci darah dan operasi pengangkatan kanker paratiroidnya. Semua itu ia lakukan demi Putri tercintanya.

 

Meskipun hidup di tengah kesulitan, Ibu Ida dan Suaminya tidak pernah mengeluh pada keadaan. Setiap hari, Suaminya berjalan berpuluh-puluh kilometer untuk memulung. Setiap kali menemukan botol air mineral, kardus, hingga besi, ia akan ambil dan menaruhnya di karung ia gotong di pundak. Sampah yang sudah dipilah itu selanjutnya akan dibawa pulang. Pada saat di rumah, sampah botol air mineral tersebut akan dipisahkan antara tutup, botol, dan labelnya. Putrinya Ibu Ida sendiri tidak malu untuk membantu orang tuanya. Disaat teman-teman sebayanya asik bermain, ia rela badannya kotor dan bau untuk membersihkan barang yang didapat dari memulung. Setelah mengumpulkan sampah botol dan plastik, mereka membersihkan barang tersebut untuk kembali dijual. Ibu Ida Sendiri juga adalah seorang Guru Mengaji yang Aktif Mengajar di Musholla Matholi'ul Huda di dekat rumahya, Beliau sangat Ikhlas dan tidak pernah mematok tarif atas kegiatan tersebut.

 

Dalam satu hari Suami Ibu Ida rata-rata bisa mendapatkan uang maksimal Rp40 ribu dari menjual barang hasil memulung. Jumlah tersebut tentu sangat sedikit jika dibandingkan kebutuhan Ida.Misalnya dalam satu kali kunjungan cuci darah, ongkos yang dibutuhkan minimal adalah Rp100 ribu. Itu saja sudah sangat minim dan hanya bisa untuk beli bensin, air mineral, dan bayar parkir. “Paling buat makan beli gorengan.” Ibu Ida mengaku harus benar-benar dalam mengelola uang tersebut. Tidak tahu bagaimana caranya, uang tersebut harus bisa diolah untuk biaya berobat, kebutuhan sekolah Putrinya dan makan sehari-hari, bahkan Ibu Ida saat ini sudah tidak mampu membayar premi BPJS Kesehatan Kelas 3 yang dalam satu bulan sebesar Rp 105ribu. Ia juga sudah coba mengurus ke belbagai pihak agar premi keluarganya diberikan gratis akan tetapi sampai hari ini masih tidak membuahkan hasil.

Biaya yang dibutuhkan saat ini kurang lebih adalah sekitar 95juta, Nominal tersebut adalah perkiraan minimum agar segera dapat dilakukan tidakan operasi.

Dengan kondisi ekonomi saat ini ia kadangkala juga tidak sanggup menebus obat. Sehingga ia harus pintar-pintar dalam mengkonsumsi obat yang didapatkan. Meskipun ia tahu dampaknya akan buruk pada kesehatannya.

 

Ibu Ida berharap pada suatu hari nanti, Putrinya akan menjadi anak yang berhasil dan tidak mengikuti jejak orang tuanya. bagi Ibu Ida, Putrinya adalah anugerah yang dititipkan Allah kepadanya dan menjadi salah satu alasan bagi dirinya untuk tetap berjuang sampai saat ini meskipun dalam kondisi menderita.

 



Belum ada update

Harapan #TemanPeduli
Fundraiser
Gabung
Kamu juga bisa bantu: