Derita Atresia Esofagus, Atha Harus Operasi

23 February 2024

Kelahiran Muhammad Afzal Athallah (Atha) menjadi pelipur lara Pak Rohman dan Bu Indi. Tak disangka, bayi Atha lahir dengan BB 1,5 kg dan harus masuk ruang NICU. Berulang kali mengeluarkan cairan gelap melalui mulutnya dan tidak bisa saat akan dipasangkan selang NGT untuk saluran makan karena dari hasil USG ternyata kerongkongan Atha buntu

Atha harus segera dirujuk ke RSCM karena di RSUD sebelumnya tidak ada dokter spesialis. Pak Rohman tanpa Bu Indi menggendong bayi kecil itu, membawanya ke RSCM Jakarta dengan pinjaman oksigen dari saudara dan sewa mobil.

Setelah pemeriksaan lebih lanjut, vonis pahitpun harus mereka dengar bahwa bayi kecil mereka menderita Atresia Esofagus atau kecacatan lahir saat kerongkongan tidak berkembang sempurna

Usia 12 hari dengan BB 900 gram bayi Atha menjalani tindakan operasi pertama dengan 3 tindakan yaitu pembuatan akses minum dengan cara dibuat lubang di posisi lambung (gastrostomi), yang kedua dibuat lubang juga dibagian tenggorokan untuk pemasangan trakeostomi agar tidak ada air liur yang masuk ke paru-paru dan jantungnya, dan yang ketiga penutupan lubang diantara paru-paru dan lambung agar tidak ada oksigen yang masuk ke lambung saat Atha bernafas.

“Ngga kuat liat Atha waktu itu, badannya tinggal tulang berbalut kulit tapi harus jalani berbagi operasi. Apalagi dokter menyampaikan bahwa operasi berhasil kemungkinannya sangat kecil”- jelas Bu Indi.

Perjalanan pengobatan Anna masih berlanjut, dokter menyarankan agar melakukan operasi untuk pembuatan saluran makan yang di ambil dari usus besarnya. Sementara sebelum operasi dokter menyarankan untuk pemasangan Mickey Button (PEG) yang harganya mahal dan tidak dicover BPJS yaitu 10 juta, belum lagi biaya operasional dan penunjang pengobatan yang lain.

Masalahnya penghasilan ayahnya sebagai Office Boy hanya 1,2 juta per bulan sedangkan pengobatan Atha harus terus berjalan. Berbagai cara telah mereka lakukan dan korbankan untuk pengobatan Atha dari jual maskawin, hutang ke saudara dan tetangga bahkan sampai terlilit pinjol hingga jutaan rupiah.

Kini Pak Rohman dan Bu Indi hanya bisa berharap dari galang dana ini. #TemanPeduli, percayalah bahwa sedekah terbaikmu dapat meringankan beban di pundak mereka. Yuk, bantu Pak Rohman dan Bu Indi berjuang selamatkan Atha


Belum ada update
Dana terkumpul

Rp 0

dari target Rp 79.322.000

 
  • 0
    Donasi
  • 0
    Bagikan
  • 35
    hari lagi
Donasi
Yayasan Sahabat Ayah Sarah
Donasi
Ayobantu Indonesia
AyoBantu Galang Dana

Jadi fundraiser untuk campaign ini

Gabung

Derita Atresia Esofagus, Atha Harus Operasi Kesehatan

Dana terkumpul

Rp 0

 
Target: Rp Rp 79.322.000
  • 0
    Donasi
  • 0
    Bagikan
  • 35
    hari lagi
Donasi
23 February 2024

Kelahiran Muhammad Afzal Athallah (Atha) menjadi pelipur lara Pak Rohman dan Bu Indi. Tak disangka, bayi Atha lahir dengan BB 1,5 kg dan harus masuk ruang NICU. Berulang kali mengeluarkan cairan gelap melalui mulutnya dan tidak bisa saat akan dipasangkan selang NGT untuk saluran makan karena dari hasil USG ternyata kerongkongan Atha buntu

Atha harus segera dirujuk ke RSCM karena di RSUD sebelumnya tidak ada dokter spesialis. Pak Rohman tanpa Bu Indi menggendong bayi kecil itu, membawanya ke RSCM Jakarta dengan pinjaman oksigen dari saudara dan sewa mobil.

Setelah pemeriksaan lebih lanjut, vonis pahitpun harus mereka dengar bahwa bayi kecil mereka menderita Atresia Esofagus atau kecacatan lahir saat kerongkongan tidak berkembang sempurna

Usia 12 hari dengan BB 900 gram bayi Atha menjalani tindakan operasi pertama dengan 3 tindakan yaitu pembuatan akses minum dengan cara dibuat lubang di posisi lambung (gastrostomi), yang kedua dibuat lubang juga dibagian tenggorokan untuk pemasangan trakeostomi agar tidak ada air liur yang masuk ke paru-paru dan jantungnya, dan yang ketiga penutupan lubang diantara paru-paru dan lambung agar tidak ada oksigen yang masuk ke lambung saat Atha bernafas.

“Ngga kuat liat Atha waktu itu, badannya tinggal tulang berbalut kulit tapi harus jalani berbagi operasi. Apalagi dokter menyampaikan bahwa operasi berhasil kemungkinannya sangat kecil”- jelas Bu Indi.

Perjalanan pengobatan Anna masih berlanjut, dokter menyarankan agar melakukan operasi untuk pembuatan saluran makan yang di ambil dari usus besarnya. Sementara sebelum operasi dokter menyarankan untuk pemasangan Mickey Button (PEG) yang harganya mahal dan tidak dicover BPJS yaitu 10 juta, belum lagi biaya operasional dan penunjang pengobatan yang lain.

Masalahnya penghasilan ayahnya sebagai Office Boy hanya 1,2 juta per bulan sedangkan pengobatan Atha harus terus berjalan. Berbagai cara telah mereka lakukan dan korbankan untuk pengobatan Atha dari jual maskawin, hutang ke saudara dan tetangga bahkan sampai terlilit pinjol hingga jutaan rupiah.

Kini Pak Rohman dan Bu Indi hanya bisa berharap dari galang dana ini. #TemanPeduli, percayalah bahwa sedekah terbaikmu dapat meringankan beban di pundak mereka. Yuk, bantu Pak Rohman dan Bu Indi berjuang selamatkan Atha



Belum ada update

Harapan #TemanPeduli
Fundraiser
Gabung
Kamu juga bisa bantu: