Mbah Djemirah (81) dan Mbah Jemitun (92) tinggal di gubuk kecil serba terbatas. Mbah Djemirah dan Mbah Jemitun sering ditemui merenung kelaparan atau tidur sambil menahan lapar. Karena mereka sebatang kara, tidak ada keluarga yang merawat.
Mbah Djemirah (81) dan Mbah Jemitun (92) tinggal di gubuk kecil serba terbatas. Mbah Djemirah dan Mbah Jemitun sering ditemui merenung kelaparan atau tidur sambil menahan lapar. Karena mereka sebatang kara, tidak ada keluarga yang merawat.
Kadang tetangga menukar dengan kecap atau garam untuk membeli kayunya. Sering juga tidak laku. zaman sekarang jarang sekali yang membutuhkan kayu bakar untuk memasak. Alhasil tidak ada pemasukan dan Mbah Djemirah serta kakaknya hari itu harus menahan berpuasa.
Uluran makanan dari tetangga sangat jarang. Tidak setiap hari. Kadang hanya saat ada hajatan.
Selain mencari kayu bakar, tubuh rentanya masih harus merawat kakaknya yang sakit karena telah usia lanjut. Kakaknya tidak bisa berjalan kemana-mana. Semua aktifitas kakaknya dilakukan diatas ranjang. Makan, minum, dan buang hajat semua dibantu oleh Mbah Djemirah.
Mbah Djemirah tidak berharap untuk menjadi kaya bergelimang harta. Beliau hanya berharap bisa hidup layak dan tidak khawatir tentang apa yang akan dimakan besuk. Uluran tangan sangat beliau harapkan agar setidaknya bisa menyambung nyawa lagi esok hari.
dari target Rp 100.000.000
Mbah Djemirah (81) dan Mbah Jemitun (92) tinggal di gubuk kecil serba terbatas. Mbah Djemirah dan Mbah Jemitun sering ditemui merenung kelaparan atau tidur sambil menahan lapar. Karena mereka sebatang kara, tidak ada keluarga yang merawat.
Mbah Djemirah (81) dan Mbah Jemitun (92) tinggal di gubuk kecil serba terbatas. Mbah Djemirah dan Mbah Jemitun sering ditemui merenung kelaparan atau tidur sambil menahan lapar. Karena mereka sebatang kara, tidak ada keluarga yang merawat.
Kadang tetangga menukar dengan kecap atau garam untuk membeli kayunya. Sering juga tidak laku. zaman sekarang jarang sekali yang membutuhkan kayu bakar untuk memasak. Alhasil tidak ada pemasukan dan Mbah Djemirah serta kakaknya hari itu harus menahan berpuasa.
Uluran makanan dari tetangga sangat jarang. Tidak setiap hari. Kadang hanya saat ada hajatan.
Selain mencari kayu bakar, tubuh rentanya masih harus merawat kakaknya yang sakit karena telah usia lanjut. Kakaknya tidak bisa berjalan kemana-mana. Semua aktifitas kakaknya dilakukan diatas ranjang. Makan, minum, dan buang hajat semua dibantu oleh Mbah Djemirah.
Mbah Djemirah tidak berharap untuk menjadi kaya bergelimang harta. Beliau hanya berharap bisa hidup layak dan tidak khawatir tentang apa yang akan dimakan besuk. Uluran tangan sangat beliau harapkan agar setidaknya bisa menyambung nyawa lagi esok hari.
Bagikan tautan ke media sosial