Pak Iwan. Berusia 46 tahun, beliau menghadapi cobaan berat. Kelumpuhan pada salah satu kakinya memaksanya berjalan merangkak, tetapi semangatnya sebagai pengrajin cobek tetap membara.
Meskipun keterbatasan fisiknya, Pak Iwan tetap tekun bekerja setiap hari untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Penghasilannya yang hanya 15 ribu rupiah per hari tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk membiayai pengobatan anaknya yang mengalami cerebral palsy.
Keluarga Pak Iwan terdiri dari istri dan dua orang anak. Salah satu anaknya harus berjuang melawan cerebral palsy, sebuah tantangan yang memerlukan perawatan dan dukungan ekstra. Sayangnya, biaya obat-obatan untuk mengatasi kondisi tersebut mencapai 500 ribu rupiah setiap bulan.
"Melihat anak saya berjuang sehari-hari adalah ujian yang sulit. Pengobatan dan perawatan memerlukan biaya yang sulit saya penuhi," keluh Pak Iwan, sesaat matanya mengisyaratkan kepedihan yang mendalam.
Biaya obat-obatan menjadi beban berat yang harus dipikul Pak Iwan. Dalam tatapannya yang penuh harap, tergambar keinginannya untuk memberikan yang terbaik bagi anaknya. "Saya hanya ingin dia bisa tersenyum tanpa rasa sakit," tambahnya, sementara mata kecil anaknya mencerminkan kekuatan dan keberanian yang luar biasa.
Yuk, bantu Pak Iwan pengrajin cobek membeli perlengkapan obat obatan yang dibutuhkan, serta meringankan biaya bagi Pak Iwan.
dari target Rp 50.000.000
Pak Iwan. Berusia 46 tahun, beliau menghadapi cobaan berat. Kelumpuhan pada salah satu kakinya memaksanya berjalan merangkak, tetapi semangatnya sebagai pengrajin cobek tetap membara.
Meskipun keterbatasan fisiknya, Pak Iwan tetap tekun bekerja setiap hari untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Penghasilannya yang hanya 15 ribu rupiah per hari tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk membiayai pengobatan anaknya yang mengalami cerebral palsy.
Keluarga Pak Iwan terdiri dari istri dan dua orang anak. Salah satu anaknya harus berjuang melawan cerebral palsy, sebuah tantangan yang memerlukan perawatan dan dukungan ekstra. Sayangnya, biaya obat-obatan untuk mengatasi kondisi tersebut mencapai 500 ribu rupiah setiap bulan.
"Melihat anak saya berjuang sehari-hari adalah ujian yang sulit. Pengobatan dan perawatan memerlukan biaya yang sulit saya penuhi," keluh Pak Iwan, sesaat matanya mengisyaratkan kepedihan yang mendalam.
Biaya obat-obatan menjadi beban berat yang harus dipikul Pak Iwan. Dalam tatapannya yang penuh harap, tergambar keinginannya untuk memberikan yang terbaik bagi anaknya. "Saya hanya ingin dia bisa tersenyum tanpa rasa sakit," tambahnya, sementara mata kecil anaknya mencerminkan kekuatan dan keberanian yang luar biasa.
Yuk, bantu Pak Iwan pengrajin cobek membeli perlengkapan obat obatan yang dibutuhkan, serta meringankan biaya bagi Pak Iwan.
Bagikan tautan ke media sosial