Nurry Legia Sapitri atau biasa dipanggil Dek Nurry merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara. Dek Nurry terlahir sebagai menyandang Cerebral Palsy, Dek Nurry tidak bisa banyak bergerak, bahkan badannya itu seperti tak bertulang.

Dek Nurry direkomendasikan untuk menjalani terapi sebanyak 3 kali dalam sepekan dengan biaya yang tak kecil. Namun sudah 2 tahun terakhir ia tak lagi menjalani terapi akibat sang ayah (Pak Soleh) di PHK dari tempat kerjanya akibat pandemi Covid-19. Semula sang ayah bekerja sebagai buruh pabrik, setelah mengalami PHK, Pak Soleh mencoba peruntungan menjadi sopir ojek online namun itu tak berlangsung lama karena motor yang ia miliki harus dijual demi biaya berobat Dek Nurry. Tak hanya motor, banyak alat rumah tangga yang keluarga ini jual demi biaya berobat, muali dari kipas angin, kulkas, hingga TV mereka jual semua. Kini Pak Soleh hanya kerja serabutan, sang ibu tak bekerja karena harus focus merawat Dek Nurry.

Semenjak tak berobat, setiap malam Dek Nurry mengalami kejang-kejang dan menggigil. Ketika itu terjadi, Dek Nurry teriak kesakitan sambil reflex memukul kakinya karena tak kuat menahan rasa sakit.

Selain tubuh yang lumpuh seperti tak bertulang, Dek Nurry juga tak dapat berbicara juga tak dapat melihat. Dek Nurry hanya terbaring di tempat tidur, untuk mobilisasi Dek Nurry mengandalkan sang ibu untuk menggendongnya. Keluarga berharap ada kursi roda untuk penyandang Cerebral Palsy agar sang ibu tak perlu menggendongnya dan Dek Nurry bisa duduk dengan nyaman.

Dek Nurry sangat ingin berobat lagi, agar gejala yang ia rasakan saat ini dapat mereda sehingga ia tak merasakan kejang setiap malam yang menyiksa. Kami tim Cita Sehat Foundation mengajak berkolaborasi untuk membantu mendukung perjuangan Dek Nurry untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.