Fildasari si penyandang Lepra sejak 4 Tahunan yang Lalu. Awal nampak sakit jatuh bangun berulang kali saat pandemi mulai meningkat, indikasi sakit filda seperti gatal2, kulit memerah, badan panas dan kaki kaku sampai banyak orang mengira sakit akibat luka bakar. Tak lama selang 2 minggu di rawat di RSUD banyumas fildapun pulang dan rawat jalan. Saat itulah Ayah sambung filda bertanya-tanya terkait sebab dan akibat sakit ini sebenarnya jenis sakit apa?
Sekujur badan berair dan tak bisa jalan ditambah badanya merasakan sangat panas dan sakit. Hingga akhirnya bagian kaki dan tangan banyak yang membengkak berisikan cairan. Cairan didalam kulit yang membengkak tersebut semakin banyak yang pecah dengan sendirinya. Saat itulah awal Filda mulai mengalami penurunan berat badan hingga kurus tak berisi daging seperti saat ini.
Kulit Filda banyak yang mengelupas seperti ganti kulit dan seperti jenis luka bakar lanya. banyak yang mengira-ngira sakit tersebut disamakan dengan tetanus, penyakit luka kering dan penyakit luka bakar.
Di atas adalah Wawan suami yang sabar dan penyayang, sosok disampingya adalah istri yang sekarang sedang sakit parah. Wawan rela menolak panggilan kerja hanya untuk merawat istri tercintanya dirumah. Walau sekarang ini sudah berbeda kondisi fisiknya namun wawan masih tulus ikhlas dalam merawat. Sakit-sakitan terbaring di tempat tidur, kurus dan banyak luka disekujur tubuh sungguh membuat teriris hati wawan dalam dianya. Wawan berharap istri bisa sembuh seperti sediakala bisa pergi untuk sekedar makan bersama.
Filda sudah pernah diajukan ke perangkat desa dan puskesmas untuk minta segera dibantu dalam penyembuhan namun tidak ada tanggapan yang serius untuk melanjutkan pengajuanya tersebut. Keluarga sempat hampir pupus harapan dalam penyembuhan anaknya yang semakin sekarang semakin mengurus dan banyak luka disekujur tubuhnya.
Keluarga sempat berucap apa mau jual tanah saja ya nak biar kamu bisa berobat dan bisa sembuh. Ujar ayah sambungnya yang menyayanginya seperti anak sendiri. Sempat dirujuk ke RS Solo namun belum bisa kesana karena keterbatasan biaya untuk pergi kesana. Sudah berulang kali dibawa ke RS namun hasilnya masih sama tidak ada perubahan.
Sudah 8 tahun kak filda masih blm dikaruniai anak, dan umur saat ini kak filda 24 tahun. Saat dirawat di RSUD Banyumas kak filda sempat merasakan kaku di sekujur badanya, ia hanya bisa meringkuk karena seluruh badanya tidak bisa digerakan atau diluruskan, hinggu keluarga melakukan terapi ringan dengan meluruskan secara bertahap setiap harinya beserta olahraga ringan ditempat.
Sempat mencari pinjaman kursi roda namun tak mendapatkanya hingga akhirnya keluarga membelikan setelah menunggu 1 bulan lamanya. Hanya 2 minggu saja kak filda menggunakan kursi roda sayangnya sakit lepra tersebut semakin memparah hingga tak bisa duduk dan akhirnya hanya bisa berdiam terlentang di tempat tidurnya selama 2 tahun lamanya.
Saya akan memperjuangkan kesembuhan anak sambung saya supaya bisa sembuh walaupun akan kehilangan pekerjaan hanya untuk merawat filda” Ujar Ayah sambung
Filda sempat kehilangan nyawanya ketika itu sedang dibawa ke RS untuk berobat, filda sangat lemas dan kesakitan, sampai2 pihak RS tidak melakukan Tindakan cepat dalam pengobatan karena banyaknya antrian di RS. Ayah filda sangat panik ketika filda pingsan dan tak kunjung siuman hingga dibawalah kedalam ruangan dengan Tindakan dipacunya jantung karena kondisi filda koma. Alhamdulillah filda tertolong dan kembali stabil.
Saat ini Darah filda sering keluar melalui kedua kakinya karena luka akibat Lepra, kedua kakinya dibalut perban dan 2 hari sekali diganti untuk menutup dan meresap darah dan air yang keluar dari kakinya. Rambut filda dipotong karena banyak mengeluarkan air dari kepalanya, Orang tua kandung filda masih ada, jika dihubungi masih bisa namun untuk pulang dan sekedar menjenguk filda tidak pernah bisa.
Suami saat ini bekerja serabutan, Ayah Tirinya juga bekerja serabutannamun istrinya bekerja di jakarta menjadi pembantu rumah tangga, padahal banyak kebutuhan filda seperti Susu dan pampers. Untuk transport bolak balik berobat biasanya minta bantuan naik mobil tetangga dan terkadang sewa mobil. Mandinya filda dilakukan diatas Kasur dengan mode seka. Makan dan minum diladenin bahkan disuapin karena keterbatasan tak bisa bergerak lebih banyak. Sering kesakitan saat diganti perban pada kedua kakinya.
Harapan keluarga tidak akan menyerah untuk menyembuhkan anak kami seperti semula. Walau anak tiri, kami menyayanginya seperti anak sendiri.
Innalillahi wa inna ilaihi rroji'un. Allah sayang sama Kak Fildasari. Kak Fildasari telah berpulang pada bulan Maret lalu ke rahmatullah setelah berjuang melawan lepra yang menyerenagnya. Terima kasih untuk #SahabatPeduli yang telah membantu lewat donasi dan doa.
Setelah menerima kabar bahwa Kak Fildasari berpulang, Siaga Peduli datang ke rumah orang tua Kak Fildasari untuk takziah dan menyerahkan santunan titipan #SahabatPeduli.
Pencairan Donasi
Rp. 14.508.601
dari target Rp 95.000.000
Fildasari si penyandang Lepra sejak 4 Tahunan yang Lalu. Awal nampak sakit jatuh bangun berulang kali saat pandemi mulai meningkat, indikasi sakit filda seperti gatal2, kulit memerah, badan panas dan kaki kaku sampai banyak orang mengira sakit akibat luka bakar. Tak lama selang 2 minggu di rawat di RSUD banyumas fildapun pulang dan rawat jalan. Saat itulah Ayah sambung filda bertanya-tanya terkait sebab dan akibat sakit ini sebenarnya jenis sakit apa?
Sekujur badan berair dan tak bisa jalan ditambah badanya merasakan sangat panas dan sakit. Hingga akhirnya bagian kaki dan tangan banyak yang membengkak berisikan cairan. Cairan didalam kulit yang membengkak tersebut semakin banyak yang pecah dengan sendirinya. Saat itulah awal Filda mulai mengalami penurunan berat badan hingga kurus tak berisi daging seperti saat ini.
Kulit Filda banyak yang mengelupas seperti ganti kulit dan seperti jenis luka bakar lanya. banyak yang mengira-ngira sakit tersebut disamakan dengan tetanus, penyakit luka kering dan penyakit luka bakar.
Di atas adalah Wawan suami yang sabar dan penyayang, sosok disampingya adalah istri yang sekarang sedang sakit parah. Wawan rela menolak panggilan kerja hanya untuk merawat istri tercintanya dirumah. Walau sekarang ini sudah berbeda kondisi fisiknya namun wawan masih tulus ikhlas dalam merawat. Sakit-sakitan terbaring di tempat tidur, kurus dan banyak luka disekujur tubuh sungguh membuat teriris hati wawan dalam dianya. Wawan berharap istri bisa sembuh seperti sediakala bisa pergi untuk sekedar makan bersama.
Filda sudah pernah diajukan ke perangkat desa dan puskesmas untuk minta segera dibantu dalam penyembuhan namun tidak ada tanggapan yang serius untuk melanjutkan pengajuanya tersebut. Keluarga sempat hampir pupus harapan dalam penyembuhan anaknya yang semakin sekarang semakin mengurus dan banyak luka disekujur tubuhnya.
Keluarga sempat berucap apa mau jual tanah saja ya nak biar kamu bisa berobat dan bisa sembuh. Ujar ayah sambungnya yang menyayanginya seperti anak sendiri. Sempat dirujuk ke RS Solo namun belum bisa kesana karena keterbatasan biaya untuk pergi kesana. Sudah berulang kali dibawa ke RS namun hasilnya masih sama tidak ada perubahan.
Sudah 8 tahun kak filda masih blm dikaruniai anak, dan umur saat ini kak filda 24 tahun. Saat dirawat di RSUD Banyumas kak filda sempat merasakan kaku di sekujur badanya, ia hanya bisa meringkuk karena seluruh badanya tidak bisa digerakan atau diluruskan, hinggu keluarga melakukan terapi ringan dengan meluruskan secara bertahap setiap harinya beserta olahraga ringan ditempat.
Sempat mencari pinjaman kursi roda namun tak mendapatkanya hingga akhirnya keluarga membelikan setelah menunggu 1 bulan lamanya. Hanya 2 minggu saja kak filda menggunakan kursi roda sayangnya sakit lepra tersebut semakin memparah hingga tak bisa duduk dan akhirnya hanya bisa berdiam terlentang di tempat tidurnya selama 2 tahun lamanya.
Saya akan memperjuangkan kesembuhan anak sambung saya supaya bisa sembuh walaupun akan kehilangan pekerjaan hanya untuk merawat filda” Ujar Ayah sambung
Filda sempat kehilangan nyawanya ketika itu sedang dibawa ke RS untuk berobat, filda sangat lemas dan kesakitan, sampai2 pihak RS tidak melakukan Tindakan cepat dalam pengobatan karena banyaknya antrian di RS. Ayah filda sangat panik ketika filda pingsan dan tak kunjung siuman hingga dibawalah kedalam ruangan dengan Tindakan dipacunya jantung karena kondisi filda koma. Alhamdulillah filda tertolong dan kembali stabil.
Saat ini Darah filda sering keluar melalui kedua kakinya karena luka akibat Lepra, kedua kakinya dibalut perban dan 2 hari sekali diganti untuk menutup dan meresap darah dan air yang keluar dari kakinya. Rambut filda dipotong karena banyak mengeluarkan air dari kepalanya, Orang tua kandung filda masih ada, jika dihubungi masih bisa namun untuk pulang dan sekedar menjenguk filda tidak pernah bisa.
Suami saat ini bekerja serabutan, Ayah Tirinya juga bekerja serabutannamun istrinya bekerja di jakarta menjadi pembantu rumah tangga, padahal banyak kebutuhan filda seperti Susu dan pampers. Untuk transport bolak balik berobat biasanya minta bantuan naik mobil tetangga dan terkadang sewa mobil. Mandinya filda dilakukan diatas Kasur dengan mode seka. Makan dan minum diladenin bahkan disuapin karena keterbatasan tak bisa bergerak lebih banyak. Sering kesakitan saat diganti perban pada kedua kakinya.
Harapan keluarga tidak akan menyerah untuk menyembuhkan anak kami seperti semula. Walau anak tiri, kami menyayanginya seperti anak sendiri.
Jumlah yang telah dicairkan : Rp. 14.508.601
Innalillahi wa inna ilaihi rroji'un. Allah sayang sama Kak Fildasari. Kak Fildasari telah berpulang pada bulan Maret lalu ke rahmatullah setelah berjuang melawan lepra yang menyerenagnya. Terima kasih untuk #SahabatPeduli yang telah membantu lewat donasi dan doa.
Setelah menerima kabar bahwa Kak Fildasari berpulang, Siaga Peduli datang ke rumah orang tua Kak Fildasari untuk takziah dan menyerahkan santunan titipan #SahabatPeduli.
Pencairan Donasi
Rp. 14.508.601
Bagikan tautan ke media sosial