Ayahnya udah meninggal, sedangkan Ibunya pergi menelantarkan Alam😭Alam jualan untuk bertahan hidup dengan Nenek
Namanya Alam (8) merupakan bocah yatim yang rela menjadi penjual es keliling demi bisa makan dan sekolah. Ayahnya sudah meninggal karena kecelakaan, sedangkan sang ibu pergi begitu saja meninggalkan dirinya.
Tanpa sanak saudara, Alam tinggal bersama neneknya yang sudah renta di sebuah kontrakan sederhana berukuran 2 x 3 m2 dengan biaya perbulannya 200 ribu.
"Dulu kami dikasih tumpangan om, tapi sekarang malah disuruh bayar sama pemilik rumah ini. Gapapa lah om kami bayar, daripada kami jadi gelandangan. Kasihan sama nenek,"
Daeng Sugi (70), nenek Alam sudah tidak bisa bekerja karena faktor usia. Bermodalkan papan tulisan, Alam berjualan es setiap sepulang sekolah. Es yang dijual Alam merupakan milik orang lain. Dimana ia akan diberi upah Rp 200/ satu buah es yang laku terjual.
"Dapetnya gak nentu om, biasanya 3 ribu, paling banyak 8 ribu. Mau beli beras juga gak cukup om,"
Tak jarang Alam dan nenek kelaparan karena tidak ada beras di rumahnya. Selain itu, Alam juga kebingungan membayar kontrakannya. Kini sudah menunggak hampir 1 juta.
"Aku berpikir putus sekolah om buat nyari uang. Kasihan nenek kelaparan, tapi aku gamau putus sekolah,"
dari target Rp 50.000.000
Ayahnya udah meninggal, sedangkan Ibunya pergi menelantarkan Alam😭Alam jualan untuk bertahan hidup dengan Nenek
Namanya Alam (8) merupakan bocah yatim yang rela menjadi penjual es keliling demi bisa makan dan sekolah. Ayahnya sudah meninggal karena kecelakaan, sedangkan sang ibu pergi begitu saja meninggalkan dirinya.
Tanpa sanak saudara, Alam tinggal bersama neneknya yang sudah renta di sebuah kontrakan sederhana berukuran 2 x 3 m2 dengan biaya perbulannya 200 ribu.
"Dulu kami dikasih tumpangan om, tapi sekarang malah disuruh bayar sama pemilik rumah ini. Gapapa lah om kami bayar, daripada kami jadi gelandangan. Kasihan sama nenek,"
Daeng Sugi (70), nenek Alam sudah tidak bisa bekerja karena faktor usia. Bermodalkan papan tulisan, Alam berjualan es setiap sepulang sekolah. Es yang dijual Alam merupakan milik orang lain. Dimana ia akan diberi upah Rp 200/ satu buah es yang laku terjual.
"Dapetnya gak nentu om, biasanya 3 ribu, paling banyak 8 ribu. Mau beli beras juga gak cukup om,"
Tak jarang Alam dan nenek kelaparan karena tidak ada beras di rumahnya. Selain itu, Alam juga kebingungan membayar kontrakannya. Kini sudah menunggak hampir 1 juta.
"Aku berpikir putus sekolah om buat nyari uang. Kasihan nenek kelaparan, tapi aku gamau putus sekolah,"
Bagikan tautan ke media sosial