7 Tahun Cerebral Palsy dan Tidak Bisa Berdiri! Bantu Adilla Berjuang

23 May 2025

"Adilla itu kuat… lebih kuat dari kami orang tuanya. Terapi itu sakit, tapi dia tetap senyum. Kami hanya ingin dia bisa berdiri dan berjalan seperti anak-anak lainnya." Begitu ungkapan sang ibu, yang setiap hari menyaksikan perjuangan putrinya melawan cerebral palsy.

Adilla Azzahra, kini berusia 7 tahun, telah didiagnosa mengidap cerebral palsy sejak usia 7 bulan. Sejak saat itu, hidupnya tak pernah lepas dari terapi fisik dan okupasi yang harus dijalani secara rutin. Meski sakit dan melelahkan, Adilla tidak pernah mengeluh. Ia selalu datang ke sesi terapi dengan senyum, seakan ingin meyakinkan semua orang bahwa dirinya baik-baik saja. Padahal, ia sedang melawan kondisi yang tak mudah.

Meski semangatnya tinggi, tubuh mungil Adilla masih belum bisa berdiri atau berjalan sendiri. Ia membutuhkan dukungan penuh, tidak hanya dalam bentuk kasih sayang, tapi juga pembiayaan untuk terapi, alat bantu, serta asupan nutrisi yang memadai. Dan semua itu tak murah.

Ibunya terpaksa meninggalkan kota dan kembali ke kampung halaman, demi menghemat pengeluaran dan bisa merawat Adilla sepenuhnya. Mereka tinggal bersama orang tua, berharap setidaknya ada tempat tinggal yang tak perlu dibayar. Namun kebutuhan terapi dan perawatan Adilla tetap tak bisa dihindari. Kadang, ibunya harus meminjam uang dari tetangga atau keluarga untuk sekadar memastikan Adilla tidak melewatkan jadwal terapinya. Malu? Pasti. Tapi cintanya pada Adilla jauh lebih besar dari rasa malu itu.

Sementara sang ayah merantau ke Cikarang. Ia bekerja di sebuah warung makan kecil, dengan penghasilan yang tak menentu. Kadang bisa membawa pulang uang lima puluh ribu, kadang tidak membawa apa pun. Rasa rindu pada anak dan istrinya harus ia simpan dalam-dalam, karena untuk sekadar pulang pun, ia harus memilih: antara ongkos perjalanan atau kebutuhan terapi anaknya.

“Capek? Ya. Tapi kalau saya berhenti, Adilla nggak bisa terapi. Itu yang bikin saya kuat.” ucapnya, dengan mata berkaca-kaca.

Sahabat Berbagi, mari kita menjadi bagian dari perjuangan kecil ini. Mari kita bantu bu Ai memiliki usaha berupa warung agar bisa mendapat penghasilan dan merawat Adilla untuk terus menjalani terapi sampai bisa berdiri sendiri, berjalan dengan langkahnya sendiri, dan bermain seperti anak-anak lainnya agar tetap tersenyum, tetap kuat, dan tetap berharap. 



Belum ada update
Dana terkumpul

Rp 0

dari target Rp 80.000.000

 
  • 0
    Donasi
  • 0
    Bagikan
  • 157
    hari lagi
Donasi
Salingberbagi.Org
Donasi
Ayobantu Indonesia
AyoBantu Galang Dana

Jadi fundraiser untuk campaign ini

Gabung

7 Tahun Cerebral Palsy dan Tidak Bisa Berdiri! Bantu Adilla Berjuang

Kesehatan
Dana terkumpul

Rp 0

 
Target: Rp Rp 80.000.000
  • 0
    Donasi
  • 0
    Bagikan
  • 157
    hari lagi
Donasi
23 May 2025

"Adilla itu kuat… lebih kuat dari kami orang tuanya. Terapi itu sakit, tapi dia tetap senyum. Kami hanya ingin dia bisa berdiri dan berjalan seperti anak-anak lainnya." Begitu ungkapan sang ibu, yang setiap hari menyaksikan perjuangan putrinya melawan cerebral palsy.

Adilla Azzahra, kini berusia 7 tahun, telah didiagnosa mengidap cerebral palsy sejak usia 7 bulan. Sejak saat itu, hidupnya tak pernah lepas dari terapi fisik dan okupasi yang harus dijalani secara rutin. Meski sakit dan melelahkan, Adilla tidak pernah mengeluh. Ia selalu datang ke sesi terapi dengan senyum, seakan ingin meyakinkan semua orang bahwa dirinya baik-baik saja. Padahal, ia sedang melawan kondisi yang tak mudah.

Meski semangatnya tinggi, tubuh mungil Adilla masih belum bisa berdiri atau berjalan sendiri. Ia membutuhkan dukungan penuh, tidak hanya dalam bentuk kasih sayang, tapi juga pembiayaan untuk terapi, alat bantu, serta asupan nutrisi yang memadai. Dan semua itu tak murah.

Ibunya terpaksa meninggalkan kota dan kembali ke kampung halaman, demi menghemat pengeluaran dan bisa merawat Adilla sepenuhnya. Mereka tinggal bersama orang tua, berharap setidaknya ada tempat tinggal yang tak perlu dibayar. Namun kebutuhan terapi dan perawatan Adilla tetap tak bisa dihindari. Kadang, ibunya harus meminjam uang dari tetangga atau keluarga untuk sekadar memastikan Adilla tidak melewatkan jadwal terapinya. Malu? Pasti. Tapi cintanya pada Adilla jauh lebih besar dari rasa malu itu.

Sementara sang ayah merantau ke Cikarang. Ia bekerja di sebuah warung makan kecil, dengan penghasilan yang tak menentu. Kadang bisa membawa pulang uang lima puluh ribu, kadang tidak membawa apa pun. Rasa rindu pada anak dan istrinya harus ia simpan dalam-dalam, karena untuk sekadar pulang pun, ia harus memilih: antara ongkos perjalanan atau kebutuhan terapi anaknya.

“Capek? Ya. Tapi kalau saya berhenti, Adilla nggak bisa terapi. Itu yang bikin saya kuat.” ucapnya, dengan mata berkaca-kaca.

Sahabat Berbagi, mari kita menjadi bagian dari perjuangan kecil ini. Mari kita bantu bu Ai memiliki usaha berupa warung agar bisa mendapat penghasilan dan merawat Adilla untuk terus menjalani terapi sampai bisa berdiri sendiri, berjalan dengan langkahnya sendiri, dan bermain seperti anak-anak lainnya agar tetap tersenyum, tetap kuat, dan tetap berharap. 




Belum ada update

Harapan #TemanPeduli
Fundraiser
Gabung
Kamu juga bisa bantu:
@toastr_render