“Bagaimana anakku bisa berdamai dengan kenyataan yang nyaris mengubur semua mimpinya? Pertanyaan itu terus ada di kepalaku. Dia terpaksa tidak berobat lagi, dia harus menahan sakit sambil bantuku jualan… Ya Tuhan, hilangkan penyakit dari tubuh anakku..” Ucap Mak Aneh
***
Perkenalkan namaku Yeyen Kusmiati (29th) saya anak dari seorang ibu yang hebat,ibu saya namanya Mak Aneh. Saya tinggal bersama Emak dan Sepupu saya Adel (15th ) yang yatim piatu di rumah sangat sederhana tepatnya di Kp.Darussalam Rt.003, rw.003 Nagreg, Kabupaten Bandung karena ayahku sudah meninggal 10 tahun lalu. Saat ini aku divonis menderita penyakit Malaise And Fatigue (keropos tulang).
Berawal 3 yang tahun lalu saat bangun tidur tiba-tiba badanku lesu dan kaku, waktu itu suamiku dan anakku masih ada, aku meminta suami untuk pergi memeriksa keadaanku ke puskesmas terdekat, setelah mendengar apa kata dokter aku seakan mimpi di siang bolong dan tersambar petir berkali lipat kata dokter aku menderita penyakit keropos tulang penyakit yang tak biasa atau langka.
Dari situlah tubuhku terasa kaku dan aktivitasku lumpuh total. Setelah suamiku tahu bahwa aku menderita penyakit itu satu bulan kemudian suamiku tidak pulang sampai kini ia tak tau dimana, mungkin ia tak terima melihat kondisiku seperti ini. Pada waktu itu aku sangat terpukul karena penghianatan suamiku namun satu-satunya yang menguatkanku adalah anakku dan ibuku.
Seiring berjalannya waktu aku berusaha untuk berobat dari uang sisa tabungan hasil kerja dulu ketika sehat. Namun qodarullah saat usia anaku menginjak 2 tahun, anakku sakit dan koma selama beberapa hari di rumah sakit. Aku hanya bisa menangis dan menyesali keterbatasanku tidak bisa merawat anakku ketika sakit. Emaklah yang merawat anaku ketika di rumah sakit, berselang satu minggu anakku meninggal dunia. Kondisi aku saat itu serasa sudah jatuh tertimpa tangga, aku sangat terpukul kehilangan arah hidup sehingga penyakitku semakin parah dan keadaanku tidak menentu.
Saat ini aku hanya bisa berbaring tanpa daya, kesana kemari harus di bantu, Emaklah yang selalu setia merawatku. Untuk bertahan hidup emak rela bekerja dari jam 5 subuh hingga jam 9 malam menjadi penunggu kantin dan penjaga di sekolah. Pengobatanku sudah 1 tahun terhenti karena tidak ada biaya, Kini emak sudah tidak bekerja di kantin lagi karena emak sudah tua dan sering sakit akibat kecapean, Emak tidak tega meninggalkanku yang tak berdaya ini. Aku selalu berfikir Jika nanti Emak meninggal siapa yang mau merawatku dan sepupuku nanti, Makanya aku harus sembuh aku harus kuat!
Kini untuk bertahan hidup, aku dan emak berjualan keliling kue basah milik tetangga. Untungnya ada orang baik dari pihak sekolah tempat emak bekerja dulu mewakafkan kursi roda untukku sehingga aku bisa ikut berjualan keliling bersama emak. Dari hasil jualan rata-rata mendapat 30rb perhari tapi kalau lagi sepi kami hanya mendapat 10rb saja. Tak jarang emak meminjam uang ke tetangga 10rb perhari untuk makan dan untuk bekal Adel sekolah.
dari target Rp 80.000.000
“Bagaimana anakku bisa berdamai dengan kenyataan yang nyaris mengubur semua mimpinya? Pertanyaan itu terus ada di kepalaku. Dia terpaksa tidak berobat lagi, dia harus menahan sakit sambil bantuku jualan… Ya Tuhan, hilangkan penyakit dari tubuh anakku..” Ucap Mak Aneh
***
Perkenalkan namaku Yeyen Kusmiati (29th) saya anak dari seorang ibu yang hebat,ibu saya namanya Mak Aneh. Saya tinggal bersama Emak dan Sepupu saya Adel (15th ) yang yatim piatu di rumah sangat sederhana tepatnya di Kp.Darussalam Rt.003, rw.003 Nagreg, Kabupaten Bandung karena ayahku sudah meninggal 10 tahun lalu. Saat ini aku divonis menderita penyakit Malaise And Fatigue (keropos tulang).
Berawal 3 yang tahun lalu saat bangun tidur tiba-tiba badanku lesu dan kaku, waktu itu suamiku dan anakku masih ada, aku meminta suami untuk pergi memeriksa keadaanku ke puskesmas terdekat, setelah mendengar apa kata dokter aku seakan mimpi di siang bolong dan tersambar petir berkali lipat kata dokter aku menderita penyakit keropos tulang penyakit yang tak biasa atau langka.
Dari situlah tubuhku terasa kaku dan aktivitasku lumpuh total. Setelah suamiku tahu bahwa aku menderita penyakit itu satu bulan kemudian suamiku tidak pulang sampai kini ia tak tau dimana, mungkin ia tak terima melihat kondisiku seperti ini. Pada waktu itu aku sangat terpukul karena penghianatan suamiku namun satu-satunya yang menguatkanku adalah anakku dan ibuku.
Seiring berjalannya waktu aku berusaha untuk berobat dari uang sisa tabungan hasil kerja dulu ketika sehat. Namun qodarullah saat usia anaku menginjak 2 tahun, anakku sakit dan koma selama beberapa hari di rumah sakit. Aku hanya bisa menangis dan menyesali keterbatasanku tidak bisa merawat anakku ketika sakit. Emaklah yang merawat anaku ketika di rumah sakit, berselang satu minggu anakku meninggal dunia. Kondisi aku saat itu serasa sudah jatuh tertimpa tangga, aku sangat terpukul kehilangan arah hidup sehingga penyakitku semakin parah dan keadaanku tidak menentu.
Saat ini aku hanya bisa berbaring tanpa daya, kesana kemari harus di bantu, Emaklah yang selalu setia merawatku. Untuk bertahan hidup emak rela bekerja dari jam 5 subuh hingga jam 9 malam menjadi penunggu kantin dan penjaga di sekolah. Pengobatanku sudah 1 tahun terhenti karena tidak ada biaya, Kini emak sudah tidak bekerja di kantin lagi karena emak sudah tua dan sering sakit akibat kecapean, Emak tidak tega meninggalkanku yang tak berdaya ini. Aku selalu berfikir Jika nanti Emak meninggal siapa yang mau merawatku dan sepupuku nanti, Makanya aku harus sembuh aku harus kuat!
Kini untuk bertahan hidup, aku dan emak berjualan keliling kue basah milik tetangga. Untungnya ada orang baik dari pihak sekolah tempat emak bekerja dulu mewakafkan kursi roda untukku sehingga aku bisa ikut berjualan keliling bersama emak. Dari hasil jualan rata-rata mendapat 30rb perhari tapi kalau lagi sepi kami hanya mendapat 10rb saja. Tak jarang emak meminjam uang ke tetangga 10rb perhari untuk makan dan untuk bekal Adel sekolah.
Bagikan tautan ke media sosial