"Mamaaa....mamaaa...."
jeritan tangis tak berhenti terlontar dari mulut Ziya. Air matanya terus menetes setiap kali rasa nyeri kambuh dari benjolan tumor yang memenuhi lehernya itu.
2 tahun lalu Ziya terlahir normal, beberapa minggu setelahnya muncul benjolan sebesar kelereng. Dibawa ke Puskesmas namun hanya dibilang bisul biasa.
Semakin mengkhawatirkan ketika Ziya menginjak usia 1 tahun, namun benjolan tersebut tak kunjung hilang. Kini semenjak hari itu, benjolan Ziya kian membesar 1-2 cm setiap harinya.
Sekadar makan untuk mengisi perutnya yang lapar saja, Ziya harus berjuang segitunya agar bisa menelan makanan.
Sulit buat Ziya tidur dengan nyaman. Posisi tidur yang paling memungkinkan hanya telentang, sedikit saja ia tidur menghadap kiri, akan terasa sakit karena tumor yang tertekan.
Pernah orang tua Ziya tak memiliki uang sama sekali, apalagi jarak ke rumah sakit membutuhkan 5 jam perjalanan.
Untung saja ketika itu tetangga Ziya ikut bantu mengantarkan Ziya agar bisa berobat.
“Waktu itu kami gak pegang uang sama sekali. Ziya nangis kesakitan seharian. Dalam hati saya udah takut dan panik sama kondisi Ziya.
Tapi alhamdulillah Allah ngasih jalan. Tetangga kami di sini pada patungan buat bawa Ziya ke rumah sakit. Entah apa yang akan terjadi kalo enggak ada bantuan mereka…” cerita Bu Anisa.
Saat ini Ziya perlu menjalani operasi sebelum benjolan semakin membesar dan menekan organ tubuhnya yang lain.
Tidak hanya operasi, ada juga kemoterapi yang harus dijalani dan membutuhkan biaya setidaknya total 100 juta rupiah. Belum lagi biaya inap, obat, dan kebutuhan lain seperti transportasi.
dari target Rp 140.000.000
"Mamaaa....mamaaa...."
jeritan tangis tak berhenti terlontar dari mulut Ziya. Air matanya terus menetes setiap kali rasa nyeri kambuh dari benjolan tumor yang memenuhi lehernya itu.
2 tahun lalu Ziya terlahir normal, beberapa minggu setelahnya muncul benjolan sebesar kelereng. Dibawa ke Puskesmas namun hanya dibilang bisul biasa.
Semakin mengkhawatirkan ketika Ziya menginjak usia 1 tahun, namun benjolan tersebut tak kunjung hilang. Kini semenjak hari itu, benjolan Ziya kian membesar 1-2 cm setiap harinya.
Sekadar makan untuk mengisi perutnya yang lapar saja, Ziya harus berjuang segitunya agar bisa menelan makanan.
Sulit buat Ziya tidur dengan nyaman. Posisi tidur yang paling memungkinkan hanya telentang, sedikit saja ia tidur menghadap kiri, akan terasa sakit karena tumor yang tertekan.
Pernah orang tua Ziya tak memiliki uang sama sekali, apalagi jarak ke rumah sakit membutuhkan 5 jam perjalanan.
Untung saja ketika itu tetangga Ziya ikut bantu mengantarkan Ziya agar bisa berobat.
“Waktu itu kami gak pegang uang sama sekali. Ziya nangis kesakitan seharian. Dalam hati saya udah takut dan panik sama kondisi Ziya.
Tapi alhamdulillah Allah ngasih jalan. Tetangga kami di sini pada patungan buat bawa Ziya ke rumah sakit. Entah apa yang akan terjadi kalo enggak ada bantuan mereka…” cerita Bu Anisa.
Saat ini Ziya perlu menjalani operasi sebelum benjolan semakin membesar dan menekan organ tubuhnya yang lain.
Tidak hanya operasi, ada juga kemoterapi yang harus dijalani dan membutuhkan biaya setidaknya total 100 juta rupiah. Belum lagi biaya inap, obat, dan kebutuhan lain seperti transportasi.
Bagikan tautan ke media sosial