Hati orang tua mana yang tak sakit melihat anak yang di sayangi harus terbaring lemah dengan selang untuk bisa bernafas.
Itulah yang dirasakan oleh Pak Ajar (38) dan Ibu Ayu (33) ini. Anak satu-satunya, Arshaka (2) mengidap tumor paru-paru sejak berusia 3 bulan.
Arshaka seringkali muntah darah, dan badannya membiru. Karena tak memiliki uang, Arshaka hanya diam di rumah tidak bisa melakukan pengobatan.
Ayahnya, Pak Ajar hanya bekerja sebagai buruh bengkel dengan upah 200 ribu/minggu. Itu pun tidak setiap minggu ada, hanya jika ada pelanggan yang datang saja.
"Saya udah cari kerja juga pak ke yang lain, tapi gaada yang mau nerima saya,"
Mirisnya lagi, Arshaka pernah diberikan susu kadaluwarsa karena pak Ajar tidak memiliki uang untuk membeli susu.
"Sedih kali saya pak kalau ingat itu. Saya pun bingung, karena saya dan istri juga makan nasi pake garam atau kecap aja setiap harinya,"
Semua barang-barang dan harta benda milik pak Ajar dan Ibu Ayu sudah terjual demi pengobatan sang anak. Mulai dari rumah, hingga emas milik sang istri sudah habis terjual. Kini, pak Ajar bingung bagaimana melunasi tunggakan kontrakan dan hutang ke tetangga yang besar itu.
"Semua habis terjual pak, terpaksa saya ngutang biar Arshaka bisa berobat ke rumah sakit. Kontrakan sudah nunggak 3 bulan, kalau tidak di bayar segera, saya akan diusir bulan depan,"
#PejuangKebaikan, pak Ajar sangat membutuhkan pertolongan darimu. Biaya berobat anak menjadi prioritas pak Ajar saat ini. Mari bantu pak Ajar agar bisa membawa sang anak bisa operasi
Disclaimer :
Fundraising ini merupakan bagian dari penggalangan dana Rumah Yatim. Kelebihan donasi yang terhimpun akan disalurkan ke penerima manfaat program-program Rumah Yatim lainnya.
dari target Rp 50.000.000
Hati orang tua mana yang tak sakit melihat anak yang di sayangi harus terbaring lemah dengan selang untuk bisa bernafas.
Itulah yang dirasakan oleh Pak Ajar (38) dan Ibu Ayu (33) ini. Anak satu-satunya, Arshaka (2) mengidap tumor paru-paru sejak berusia 3 bulan.
Arshaka seringkali muntah darah, dan badannya membiru. Karena tak memiliki uang, Arshaka hanya diam di rumah tidak bisa melakukan pengobatan.
Ayahnya, Pak Ajar hanya bekerja sebagai buruh bengkel dengan upah 200 ribu/minggu. Itu pun tidak setiap minggu ada, hanya jika ada pelanggan yang datang saja.
"Saya udah cari kerja juga pak ke yang lain, tapi gaada yang mau nerima saya,"
Mirisnya lagi, Arshaka pernah diberikan susu kadaluwarsa karena pak Ajar tidak memiliki uang untuk membeli susu.
"Sedih kali saya pak kalau ingat itu. Saya pun bingung, karena saya dan istri juga makan nasi pake garam atau kecap aja setiap harinya,"
Semua barang-barang dan harta benda milik pak Ajar dan Ibu Ayu sudah terjual demi pengobatan sang anak. Mulai dari rumah, hingga emas milik sang istri sudah habis terjual. Kini, pak Ajar bingung bagaimana melunasi tunggakan kontrakan dan hutang ke tetangga yang besar itu.
"Semua habis terjual pak, terpaksa saya ngutang biar Arshaka bisa berobat ke rumah sakit. Kontrakan sudah nunggak 3 bulan, kalau tidak di bayar segera, saya akan diusir bulan depan,"
#PejuangKebaikan, pak Ajar sangat membutuhkan pertolongan darimu. Biaya berobat anak menjadi prioritas pak Ajar saat ini. Mari bantu pak Ajar agar bisa membawa sang anak bisa operasi
Disclaimer :
Fundraising ini merupakan bagian dari penggalangan dana Rumah Yatim. Kelebihan donasi yang terhimpun akan disalurkan ke penerima manfaat program-program Rumah Yatim lainnya.
Bagikan tautan ke media sosial