Setiap anak berhak untuk menjalani masa kecilnya penuh kebahagiaan. Sungguh nahas hidup Didi Suherman (1); Sejak bayi sudah divonis alami Gizi Buruk hingga Didi harus menghabiskan masa kecilnya keluar masuk rumah sakit.
Demi putra semata wayangnya bisa tumbuh normal dan sehat, Ibunda Didi, Kiki Anggraeni (25) dan suami harus full merawat Didi. Ekonomi pun semakin sulit karena selain kebutuhan penyembuhan Didi tidak murah, Ayah Didi pun tidak bisa bekerja dan menggantungkan kehidupan sehari-hari dari orang tuanya dari hasil berjualan di warung kecil.
Didi lahir prematur pada kandungan usia 7 bulan. Pada usia 20 hari, Didi diserang demam dan kejang dan tidak bisa buang air besar bahkan tidak mengeluarkan air mata saat menangis. Cemas luar biasa, Bu Kiki beserta Mertuanya langsung bawa Ke RS Gunungjati salah satu RS di Wilayah Cirebon yang berujung dengan rujukan untuk berobat ke RS besar di Bandung. Dengan segala keterbatasan, Didi pun dibawa berobat ke Bandung menggunakan Mobil tetangga menuju Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), kini Bu Kiki masih menunggu Pemeriksaan Intensif dari pihak Rumah Sakit.
Di tengah menanti keselamatan putranya, kini Bu Kiki menguatkan kembali hatinya. Ia tahu, rasa sakit yang kini dirasakan tak lebih sakit dari penderitaan Didi sekarang. Walau benaknya tak luput dari rasa khawatir akan merawatnya, namun Bu Kiki percaya ikhtiarnya akan membawa jalan untuk kesembuhan Didi.
Saat ini Bu Kiki berjuang sendiri di Bandung demi bisa sembuhkan buah hatinya. Alhamdulillah, keberadaan Rumah Singgah Bunda mengurangi sedikit kekhawatiran Bu Kiki sehingga ia bisa tinggal dengan nyaman selama merawat keperluan penyembuhan Didi di RSHS tanpa memikirkan biaya tempat tinggal.
Didi masih memerlukan banyak waktu dan biaya untuk menjemput kesembuhannya, lepas dari gizi buruk dengan kondisi seperti Didi memang tidak mudah, tapi Bu Kiki percaya banyak orang baik yang akan membantu Didi sehat dan tumbuh normal seperti anak-anak seusianya.
Pencairan Donasi
Rp. 23.750.000
dari target Rp 25.000.000
Setiap anak berhak untuk menjalani masa kecilnya penuh kebahagiaan. Sungguh nahas hidup Didi Suherman (1); Sejak bayi sudah divonis alami Gizi Buruk hingga Didi harus menghabiskan masa kecilnya keluar masuk rumah sakit.
Demi putra semata wayangnya bisa tumbuh normal dan sehat, Ibunda Didi, Kiki Anggraeni (25) dan suami harus full merawat Didi. Ekonomi pun semakin sulit karena selain kebutuhan penyembuhan Didi tidak murah, Ayah Didi pun tidak bisa bekerja dan menggantungkan kehidupan sehari-hari dari orang tuanya dari hasil berjualan di warung kecil.
Didi lahir prematur pada kandungan usia 7 bulan. Pada usia 20 hari, Didi diserang demam dan kejang dan tidak bisa buang air besar bahkan tidak mengeluarkan air mata saat menangis. Cemas luar biasa, Bu Kiki beserta Mertuanya langsung bawa Ke RS Gunungjati salah satu RS di Wilayah Cirebon yang berujung dengan rujukan untuk berobat ke RS besar di Bandung. Dengan segala keterbatasan, Didi pun dibawa berobat ke Bandung menggunakan Mobil tetangga menuju Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), kini Bu Kiki masih menunggu Pemeriksaan Intensif dari pihak Rumah Sakit.
Di tengah menanti keselamatan putranya, kini Bu Kiki menguatkan kembali hatinya. Ia tahu, rasa sakit yang kini dirasakan tak lebih sakit dari penderitaan Didi sekarang. Walau benaknya tak luput dari rasa khawatir akan merawatnya, namun Bu Kiki percaya ikhtiarnya akan membawa jalan untuk kesembuhan Didi.
Saat ini Bu Kiki berjuang sendiri di Bandung demi bisa sembuhkan buah hatinya. Alhamdulillah, keberadaan Rumah Singgah Bunda mengurangi sedikit kekhawatiran Bu Kiki sehingga ia bisa tinggal dengan nyaman selama merawat keperluan penyembuhan Didi di RSHS tanpa memikirkan biaya tempat tinggal.
Didi masih memerlukan banyak waktu dan biaya untuk menjemput kesembuhannya, lepas dari gizi buruk dengan kondisi seperti Didi memang tidak mudah, tapi Bu Kiki percaya banyak orang baik yang akan membantu Didi sehat dan tumbuh normal seperti anak-anak seusianya.
Jumlah yang telah dicairkan : Rp. 23.750.000
Pencairan Donasi
Rp. 23.750.000
Bagikan tautan ke media sosial