Dibalik bajunya Abah Engkon sembunyikan tumor yang penuhi seluruh tubuh selama 30 tahun lebih. Abah Engkon yang ingin kumpulkan biaya berobat dengan jualan kerupuk malah pernah ditipu bahkan beliau sudah 2x dibayar dengan uang palsu.
Abah Engkon (83th) tiap hari jajahkan kerupuk keliling. Abah keluar rumah dengan menggunakan sepeda dari pagi sampai sore. Berbekal air putih, Abah Engkon bahkan hari itu tak makan jika tak ada pembeli.
Fisik Abah Engkon sebenarnya sudah tak kuat, tapi Abah paksakan karena hanya ini caranya untuk bisa mencari penghasilan. Abah Engkon juga harus menyisihkan hasil jualan kerupuk untuk membayar sewa kontrakan agar beliau tak diusir dan dikeluarkan pemiliknya.
Langkah Abah Engkon begitu pelan sering di tengah jalan beliau duduk untuk beristirahat saat kaki mulai sakit. Abah Engkon sangat ramah pada setiap pembeli, tapi ada saja yang tega membohongi Abah hingga Abah Engkon pulang ke rumah dengan tangan kosong.
Abah Engkon sempat terpikir menjual sepedanya sebagai ongkos agar bisa berobat dan penuhi kebutuhan sehari-hari. Tapi jika sepeda di jual Abah Engkon tidak bisa lagi membawa banyak kerupuk untuk dijual.
Abah Engkon pasrah dengan kondisinya. Abah Engkon tak henti berdoa agar dihindarkan dari orang-orang yang mendzaliminya.
Tak tega lihat Abah Engkon di masa tua harus berjuang sendirian. Mari borong kerupuknya dan kirim bantuan untuknya dengan cara:
1. Klik tombol “DONASI SEKARANG”
2. Masukkan nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran GO-PAY, Jenius Pay, LinkAja, DANA, Mandiri Virtual Account, BCA Virtual Account, atau transfer Bank (transfer bank BNI, Mandiri, BCA, BRI, BNI Syariah, atau kartu kredit) dan transfer ke no. rekening yang tertera.
dari target Rp 65.000.000
Dibalik bajunya Abah Engkon sembunyikan tumor yang penuhi seluruh tubuh selama 30 tahun lebih. Abah Engkon yang ingin kumpulkan biaya berobat dengan jualan kerupuk malah pernah ditipu bahkan beliau sudah 2x dibayar dengan uang palsu.
Abah Engkon (83th) tiap hari jajahkan kerupuk keliling. Abah keluar rumah dengan menggunakan sepeda dari pagi sampai sore. Berbekal air putih, Abah Engkon bahkan hari itu tak makan jika tak ada pembeli.
Fisik Abah Engkon sebenarnya sudah tak kuat, tapi Abah paksakan karena hanya ini caranya untuk bisa mencari penghasilan. Abah Engkon juga harus menyisihkan hasil jualan kerupuk untuk membayar sewa kontrakan agar beliau tak diusir dan dikeluarkan pemiliknya.
Langkah Abah Engkon begitu pelan sering di tengah jalan beliau duduk untuk beristirahat saat kaki mulai sakit. Abah Engkon sangat ramah pada setiap pembeli, tapi ada saja yang tega membohongi Abah hingga Abah Engkon pulang ke rumah dengan tangan kosong.
Abah Engkon sempat terpikir menjual sepedanya sebagai ongkos agar bisa berobat dan penuhi kebutuhan sehari-hari. Tapi jika sepeda di jual Abah Engkon tidak bisa lagi membawa banyak kerupuk untuk dijual.
Abah Engkon pasrah dengan kondisinya. Abah Engkon tak henti berdoa agar dihindarkan dari orang-orang yang mendzaliminya.
Tak tega lihat Abah Engkon di masa tua harus berjuang sendirian. Mari borong kerupuknya dan kirim bantuan untuknya dengan cara:
1. Klik tombol “DONASI SEKARANG”
2. Masukkan nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran GO-PAY, Jenius Pay, LinkAja, DANA, Mandiri Virtual Account, BCA Virtual Account, atau transfer Bank (transfer bank BNI, Mandiri, BCA, BRI, BNI Syariah, atau kartu kredit) dan transfer ke no. rekening yang tertera.
Bagikan tautan ke media sosial