
Di balik senja yang mulai merayap, ada kisah pilu seorang pejuang hidup bernama Abah Dau. Di usia 80 tahun, ia masih harus berjuang seorang diri melawan kerasnya kehidupan.

Kesepian adalah teman setia Abah
Dau sejak sang istri tercinta pergi menghadap Ilahi. Setiap hari, ia
bekerja serabutan di sawah atau ladang orang lain, meski tubuhnya renta
dan tenaganya tak lagi sekuat dulu.

Bayangkan, untuk sekadar
mengisi perut, Abah Dau hanya mampu membeli gorengan atau makan dengan
garam. Hutang yang menumpuk, menghantuinya setiap malam. Di kesunyian malam,
air mata seringkali menjadi saksi bisu perjuangannya.

Abah Dau
memiliki seorang anak, namun kehidupannya pun tak jauh berbeda. Abah tak
ingin menjadi beban, ia hanya berharap di sisa umurnya bisa merasakan
kebahagiaan dan ketenangan.
Setiap
rupiah yang kita berikan adalah senyum bagi Abah Dau. Bersama, kita
bisa menjadi pelita di tengah gelapnya kehidupan Abah. Ulurkan tangan,
sentuh hati, dan berikan harapan untuk Abah Dau.

Di balik senja yang mulai merayap, ada kisah pilu seorang pejuang hidup bernama Abah Dau. Di usia 80 tahun, ia masih harus berjuang seorang diri melawan kerasnya kehidupan.

Kesepian adalah teman setia Abah
Dau sejak sang istri tercinta pergi menghadap Ilahi. Setiap hari, ia
bekerja serabutan di sawah atau ladang orang lain, meski tubuhnya renta
dan tenaganya tak lagi sekuat dulu.

Bayangkan, untuk sekadar
mengisi perut, Abah Dau hanya mampu membeli gorengan atau makan dengan
garam. Hutang yang menumpuk, menghantuinya setiap malam. Di kesunyian malam,
air mata seringkali menjadi saksi bisu perjuangannya.

Abah Dau
memiliki seorang anak, namun kehidupannya pun tak jauh berbeda. Abah tak
ingin menjadi beban, ia hanya berharap di sisa umurnya bisa merasakan
kebahagiaan dan ketenangan.
Setiap
rupiah yang kita berikan adalah senyum bagi Abah Dau. Bersama, kita
bisa menjadi pelita di tengah gelapnya kehidupan Abah. Ulurkan tangan,
sentuh hati, dan berikan harapan untuk Abah Dau.
Bagikan tautan ke media sosial