Inilah kisah anak-anak Talang Mamak di Dusun Air Bomban, Desa Rantau Langsat. Setiap hari, mereka harus menyeberangi sungai batang gangsal dengan berjalan kaki melintasi hutan, demi bisa bersekolah.
Jarak sekolah yang lumayan jauh, membuat mereka harus berjalan kaki menyeberangi sungai yang membuat sebagian badan mereka harus basah-basahan.
Setiap hari anak-anak ini mempertaruhkan nyawa mereka untuk menantang arus sungai. Mereka terpaksa menantang bahaya, demi mewujudkan sebuah cita-cita, yaitu bersekolah untuk membanggakan kedua orangtua.
Hal itu mereka lakukan lantaran tidak ada jembatan dan tidak tidak akses alternatif lain. Mereka harus melawan rasa takut akan derasnya arus sungai, yang kapan saja bisa membuat mereka celaka.
“Kalo pergi sekolah kami harus berbasah-basahan dulu setiap hari. Kadang takut kalo arus sungai nya lagi kenceng, kami bisa terjatuh.”
Sepanjang perjalanan, mereka hanya bisa tersenyum dan pasrah dengan keadaan. Bayangkan, betapa susahnya perjuangan mereka dalam menempuh pendidikan.
Warganya mayoritas masih dalam kondisi ekonomi rendah sehingga pendapatan mereka tidak cukup untuk membangun sebuah jembatan penyebrangan.
Oleh karena itu, ACT Riau mengajak kalian parasahabat dermawan untuk bersama-sama mewujudkan jembatan gantung sederhana yang nantinya akan digunakan oleh anak-anak talang mamak untuk menyeberang menuju sekolah.
Inilah kisah anak-anak Talang Mamak di Dusun Air Bomban, Desa Rantau Langsat. Setiap hari, mereka harus menyeberangi sungai batang gangsal dengan berjalan kaki melintasi hutan, demi bisa bersekolah.
Jarak sekolah yang lumayan jauh, membuat mereka harus berjalan kaki menyeberangi sungai yang membuat sebagian badan mereka harus basah-basahan.
Setiap hari anak-anak ini mempertaruhkan nyawa mereka untuk menantang arus sungai. Mereka terpaksa menantang bahaya, demi mewujudkan sebuah cita-cita, yaitu bersekolah untuk membanggakan kedua orangtua.
Hal itu mereka lakukan lantaran tidak ada jembatan dan tidak tidak akses alternatif lain. Mereka harus melawan rasa takut akan derasnya arus sungai, yang kapan saja bisa membuat mereka celaka.
“Kalo pergi sekolah kami harus berbasah-basahan dulu setiap hari. Kadang takut kalo arus sungai nya lagi kenceng, kami bisa terjatuh.”
Sepanjang perjalanan, mereka hanya bisa tersenyum dan pasrah dengan keadaan. Bayangkan, betapa susahnya perjuangan mereka dalam menempuh pendidikan.
Warganya mayoritas masih dalam kondisi ekonomi rendah sehingga pendapatan mereka tidak cukup untuk membangun sebuah jembatan penyebrangan.
Oleh karena itu, ACT Riau mengajak kalian parasahabat dermawan untuk bersama-sama mewujudkan jembatan gantung sederhana yang nantinya akan digunakan oleh anak-anak talang mamak untuk menyeberang menuju sekolah.
Bagikan tautan ke media sosial